Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Diidentifikasi oleh Google sebagai Pengarang | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tatkala Banjir Terus Berulang

30 Januari 2023   18:24 Diperbarui: 30 Januari 2023   18:35 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir hampir tiap tahun selalu menjadi pemberitaan. Kondisi ini bukan hanya terjadi di kota besar, seperti Jakarta, tetapi juga kini merambah ke kota kecil dan daerah pesisir.

Penyebabnya pun cukup beragam. Ada yang berpendapat, banjir karena fenomena alam, daya tampung sungai yang tidak memadai, air pasang yang tinggi dan lain sebagainya.

Namun, yang pasti, banjir kerap dihubungkan dengan faktor curah hujan yang tinggi. Seperti kejadian banjir rob di pesisir pulau Bintan, Kepri, sejak Jumat, 27 Januari 2023 yang lalu, curah hujan yang sangat tinggi ditambah air laut yang pasang menambah parah banjir di daerah itu.

Akibatnya, menurut BPBD Provinsi Kepri, lebih dari 13.000 jiwa terdampak banjir. Walakin banjir rob sangat dipengaruhi oleh air laut pasang, seharusnya banjir tidak perlu menjadi kegiatan rutin tahunan. 

Menurut penulis, ada tiga catatan yang perlu dipertimbangkan oleh korban banjir tatkala kejadian ini terus berulang setiap tahunnya.

Pertama, jadikan kejadian banjir menjadi pembelajaran yang berharga. Lakukan upaya-upaya teknis bersama ketua RT, RW, lurah, dinas terkait, dan kepala daerah untuk mencari solusi pencegahan, agar banjir tidak selalu hadir. Jangan berhenti berjuang, jika perlu lakukan kontrak politik ketika persoalan banjir belum juga usai.

Kedua, perlu kesadaran bersama untuk cinta kepada lingkungan. Karena banjir sejatinya bukan musibah yang tidak bisa diprediksi. Banjir bisa diantisipasi. Bahkan, banjir bisa dihadapi. Sebagai contoh, alur pembuangan air. Semakin bagus parit, semakin lebar dan bersih, maka kemungkinan besar air juga akan semakin lancar mengalir. Hentikan kebiasaan buruk membuang sampah ke dalam saluran air.

Ketiga. Pindah rumah. Ini solusi yang masuk akal. Tatkala pemerintah belum bisa memberi solusi, ketika warga lain masih belum sadar diri, maka pindah rumah adalah solusi yang terbaik. Namun, lakukan perpindahan rumah secara berangsur-angsur. Jangan langsung menjual rumah pasca banjir. Karena pasti, harga rumah akan anjlok. Lakukan penjualan rumah tatkala musim banjir sudah mulai dilupakan. 

Demikian, saran yang dapat penulis berikan. Semoga bermanfaat. Karena sejatinya, sebodoh-bodohnya keledai, tidak ada keledai yang mau jatuh pada lubang yang sama. Wallahualam bishowab. Mohon maaf lahir dan batin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun