Adakah rakyat Indonesia yang rela seandainya ada yang mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa peminta-minta? Tidak, pasti tidak seorangpun yang rela untuk mendengarnya.
Tapi coba kita perhatikan sekitar kita, di lampu merah daerah mana tidak kita jumpai anak jalanan meminta-minta? Bus atau kereta kelas ekonomi jurusan manapun pasti diikuti pengamen yang notabene juga meminta-minta pada akhirnya. Satu lagi yang paling saya sesalkan kenapa harus terjadi adalah bahwa di daerah kota manapun setiap terdapat pembangunan masjid, pasti di jalan raya tempat masjid itu akan didirikan ada sebaris orang membawa ember kecil meminta-minta pada pengendara yang lewat.
Kalau sekali lagi pertanyaan diatas ditanyakan, apakah bangsa kita adalah bangsa peminta-minta, mungkin jawaban iya bukanlah jawaban yang salah.
Namun kita tidak perlu berkecil hati, bertolak belakang dengan fenomena yang saya sebutkan sebelumnya, banyak kejadian lain yang justru bersifat sebaliknya. Contoh kecil, kejadian pengumpulan koin RS Omni International beberapa waktu lalu, berapa juta uang yang terkumpul? Pada setiap kejadian bencana dimanapun, berapa milyar sumbangan dari bangsa kita untuk saudaranya sebangsanya? Intinya jawaban iya untuk pertanyaan apakah bangsa kita adalah bangsa peminta-minta tidak sepenuhnya benar.
Saya menawarkan solusi bagi bangsa kita, tanpa bermaksud tidak mengindahkan keberadaan pemeluk agama lain, saya katakan bahwa solusi untuk bangsa ini bisa dibangun oleh umat islam dan bank-bank syariah di seluruh Indonesia. Caranya bagaimana?
Pernakah kita umat islam iseng-iseng menghitung, berapa jumlah masjid yang ada di Indonesia? Saya tinggal di Malang, di kelurahan tempat saya tinggal tidak kurang dari 5 masjid berdiri dengan letak lumayan berdekatan. Saya belum melakukan survey mendetail, tapi saya asumsikan untuk satu kota sebesar Malang, minimal terdapat 1000 masjid. Saya pernah sholat di banyak masjid di Indonesia, terutama ketika dalam perjalanan dari suatu kota ke kota lain. Ketika saya perhatikan papan pengumuman jumlah shodaqoh jumat, tiap minggunya berkisar di angka Rp 500.000. dengan demikian perbulan bisa terkumpul Rp 2.000.000. coba kita kalikan Rp 2.000.000 dengan asumsi jumlah masjid tadi. Rp.2.000.000 X 1.000 = Rp 2.000.000.000. jumlah yang luar biasa banyak bukan? Itu hanya dalam jangka waktu satu bulan, bila kita kalikan 10 tahun saya, menjadi Rp 20.000.000.000. Bayangkan bila dana sebanyak itu dikelola dengan baik oleh takmir masjid seluruh kota bekerjasama dengan bank syariah di kota tersebut, maka kalau hanya untuk menyekolahkan anak-anak jalanan di lampu merah, untuk memberdayakan pengamen di bus dan kereta, dan untuk menghilangkan budaya meminta-minta saat pembangunan masjid, jumlah itu akan sangat cukup. Dengan demikian image bangsa peminta-minta bisa kita hilangkan dari diri kita.
Semoga apa yang saya tulis ini dibaca banyak orang sehingga menggugah hati kita bersama bahwa kita punya potensi besar yang belum kita manfaatkan. Semoga tahun 2011 menjadi tahun kebangkitan bangsa kita. Amiin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H