Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nyanyian yang Menghilang

31 Januari 2019   11:35 Diperbarui: 31 Januari 2019   11:37 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tralala trilili
Biarkan ku bernyanyi
Alunan mewakili filosofi
Ketukan nada yang berlari
Kata-kata kolaborasi
La di da di
Biarkan ku bernyanyi
Menanyakan kabar sang bidadari
Berucap rindu pada senyum mentari
Hadiah Tuhan yang disyukuri
Na na na ni
Biarkan ku bernyanyi
Gundah gulana membawa revolusi
Indah kiasan mengajak berlari
Menikmati ragam sajian tiap hari
Do do re mi
Biarkan ku bernyanyi
Sindiran tuk burung penebar benci
Membuang gelar demi ilusi
Memberi kritik tanpa solusi
Fa so la si
Aku ingin terus bernyanyi
Membuka semua hal yang terkunci
Membawaku mengitari berbagai sisi
Menikmati waktu sebelum mati


Yogyakarta, 31 Januari 201909:59 a.m (GMT+7)Dibuat ketika terpikirkan tentang RUU Permusikan yang lagi marak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun