Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jangan Ada Kata Esok

27 Januari 2019   09:12 Diperbarui: 27 Januari 2019   09:57 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Aku duduk merenung di atas kasur ini.

Hanya menantikan jawaban atas kerumitan yang melanda.Sudah lelah aku mencari ke sana ke mari demi ituNamun, kau memintaku untuk menanti esok.
Aku duduk merenung di atas kasur ini.Masih mengingat suaramu yang menghitamkan sanubari.Jika tidak sedang ramai, ingin ku tampar wajahmu yang tua itu.Wajah yang penuh akan kelalaian dan kebohongan.
Aku duduk merenung di atas kasur ini.Memikirkan skenario apa yang menjadi rencana saat bertemu lagiAku tidak ingin mendapatkan jawaban esok muncul lagi di telinga.Dari lambe yang suka bercurah-curah tanpa isi.
Hei, kau si tukang tunda.Aku tidak mengerti apa isi otakmu yang sebenarnya.Wajah tak memunculkan charisma, watak tak mengundang hormatOmongan tak membawa yakin, mungkin jati dirimu pun juga tak jelas.
Makhluk seperti apa sih kamu, hey?Seharusnya, aku mendengarkan saran temanku akan dirimu.Kau yang aku anggap sebagai mentor hidupkuNamun, kau justru menutup muka saat aku butuh bantuanmu.
Aku duduk merenung di atas kasur ini.Mengharapkan supaya tidak ada kata esok lagi darimu.Aku akan berusaha supaya itu tidak akan terjadi lagiMeskipun nyawa dan kehormatan menjadi taruhannya.
Semoga tidak ada lagi kata esok bagiku.Dan, juga untuk beberapa saat aku menjalani hidupAku tidak mau lagi ketemu dengan orang sepertimu.Yang hanya suka mengulur-ulur.
- FM -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun