KEMBALI kuterhenyak dari lelap-ku sedari petang tadi, Beib.. Kuraih ponsel-ku.. kulirik angka yang tertera di situ: 10:45 pm waktu Bumi pijakan-mu, 31 Maret 2010. Artinya, 00:45 am waktu Bumi pijakan-ku, 1 April 2010, kini. Tepat di waktu rutin-ku terjaga. Sontak sukma diamku kurasa dihempas lirih menyanyat magis L'uomo Dell'armonica by Ennio Morricone.. dari notebook kesayangan.. ... . . . . ingatkan-ku pada detail sukma.. yang kuyakini begitu kukenal. . . . . . . Belum lepas sukma diam-nya kurelakan menggelayut penuh di dalam-ku.. kurelakan saja sukma diam-ku melabuh pada pesona lengking indah Titoli by Ennio Morricone .. ...hmm.. ku biarkan sukma-ku melontar lepas ..ke lansekap 30-an tahun berlalu: ke rekahan lengang bibir Pantai MAAF, Nabire. . . . . . . . Bergegas kucari tampilan kasat matanya.. di unduhan dik Rino. Tetapi, Beib.. tiada kutemukan. Sesaat berselang, tiba-tiba melintas Padang SAVANAH Merauke.. by Kartia Rausen. . . . . . . . ..iya, iya. Meski tidak persis sama, tampilan kasat mata julangan sebatang pohon di Padang SAVANA Merauke ini selalu saja ingatkanku pada sosok pohon Ketapang merenta di tepi Pantai MAAF Nabire itu. Pohon.. yang dedaunan rimbunnya setia jadi tempatku berteduh di tengah rute antara Sekolah hingga rumahku berpuluh tahun silam.. kala kulit gosong kecoklatan tipis rentan-ku sedang tiada sanggup lagi terima berkah kutuk paparan menyakitkan sinar Mentari siang bolong langit Nabire-ku.. sendirian. Ku 'kan selonjorkan kaki sesaat di bawah rerimbun dedaunannya.. sambil lepaskan dahaga.. mereguk wedang jeruk manis, bekal dari Ibunda kesayangan..  Pohon sama.. tempatku hampir setiap petang duduk bersama (Alm.)Ayahanda tercinta di lonjoran akar menyembulnya.. berbincang tentang apapun, berpuluh tahun silam. Tentang ke mana perahu sang Nelayan menjauh melenyap beriringan dengan ditelannya Mentari oleh geliat senja.. tentang wujud sang Bumi yang nyata membulat.. tentang pesona Sunset atas Teluk Waropen.. tentang kebersahajaan para Nelayan pesisir Nabire.. tentang riang lincah Anak Nelayan sepanjang bibir Pantai Nabire.. tentang keramatnya lelaku.. tentang mimpi hari depan.. tentang jatuh bangunnya detail prosesi.. tentang brutalnya tingkah pongah hasrat biadab duniawi.. . . . . tentang apapun. Pohon sama.. yang dini hari kemarin ku"lihat" merebah tumbang paksa.. hingga tercerabut semua akar tunggang kokohnya.. melontar sepuluhan meter dari tempatnya semula kokoh berdiri berpuluh-puluh tahun.. bahkan sebelum ku dilahirkan. Pohon sama.. yang lantaran itu buatku terdiam membisu tiada tenaga melihatnya tumbang tercerabut paksa begitu.. meski gelegak protes jelas kurasa penuhi bathin-ku.. ..kusadari, Beib. . . itu firasat. . . . . . . . . . . . . . . .. Bring Me To Life by Evanescence tiba-tiba menghentak sunyi-ku. Berhenti-ku pada status FB salah satu Sahabat: Dr. Heriani Furkan, tepat di 01:56pm, 31 Maret 2010. [Iya.. iya. Terimakasih, atas atensi belum berujung-mu, Non.. ] . . . . . . . . . . . . . . Cikal Fakfak, maafkan aku... . . . bukan pinta-ku begitu. Kuhanya baru tahu, peran-ku hanya sampai di situ. Kuingin kau tahu, aku selalu saja masih tiada mampu menahan geliat pinta di setiap tatap bening menohok sukma kedua bola mata suci-mu.. Harapku, apapun yang 'khan menjelang di depan sana, kau selalu yakin, aku sangat mencintaimu. Inginkan bungah tumbuh sejahteramu.. demi amanah sang Bumi yang pernah kusandang. Bila masih ada waktu tersisa, kuingin sejengkal waktu lagi.. 'tuk dampingimu hanyutkan sukma melesatmu seiring denting Vol.05 by Georges Bizet (1838-1875).. selincah langkah riang kaki mungil-mu, Nak.. demi hari depan ranah Bumi pijakanmu yang jauh lebih sejahtera. .. . . . . . .. . .. . [Pernahkah cinta-mu terasa dicerabuti hingga akarmu, Beib? ..aku mengalaminya, kemarin pagi.]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H