[caption id="attachment_90607" align="aligncenter" width="640" caption="Eyes_Watching_You_by_BlutrOt.jpg"][/caption] Mungkin ia sekedar kuntum cendawan, seperti kata beberapa Insan sekitar yang dengan enteng merasa biasa saja saat menginjak-hancur-lumatkannya di bawah alas kaki mereka pagi itu, Dee.. Tetapi . . . bagiku, ia sedemikian rapuh sekaligus menggetarkan. Prosesi berkah kehadirannya telah melalui jalan panjang dan runtut hingga mewujud sesempurna begitu. Hal yang akan melahirkan sisa koyakan di sana sini bila sang prosesi sempat terusik meski "cuma" sedetik terinjak. Oow.. Tidaklah engkau melihat butiran putih bening tansparan mengambang di sekitarnya .. lengkap dengan bintik putih yang serempak mengarah pada sang kuntum seolah sama sedang menyambut mekar cantiknya.. Serumpunan aura sukma kah itu?  . . . hmm.. ..indah, yea . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H