Mohon tunggu...
Dokter Kusmanto
Dokter Kusmanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - .

.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Makam Mangkunegara 4, Baja Import dari Belanda

31 Maret 2012   05:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:13 4584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV(KGPAA Mangkunegara IV) lahir di Surakarta pada tanggal 3 Maret 1811. Meninggal pada tahun 1881 dengan Jabatan terakhir sebagai Raja Mangkunagaran. Setelah saya baca Wikipedia ternyata beliau pernah mendirikan pabrik gula di Colomadu dan Tasikmadu. Juga memprakasai berdirinya Stasiun Solo Balapan yang menjadi bagian rel kereta api Solo – Semarang. Saat saya membaca Wikipedia, saya belum sadar untuk apa jalur kereta api Solo – Semarang ini.

Pada dua minggu yang lalu saya pergi wisata ke daerah Bantul, Jogyakarta dan Solo. Seperti biasa teman – teman di Jogyakarta maupun Solo selalu setia memandu kuliner maupun lokasi wisata yang menarik. Setelah kami mampir ke Giribangun dan Astana Mangadeg, pulangnya kami mampir di Girilayu. Di Girilayu ada makam Mangkunegara 4,5,7 dan 8.  Karena Mangkunegara 6 makamnya tidak di Girilayu.

Saat kami masuk area makam, kami sungguh kaget. Tidak menduga apa yang kami lihat. Kami tertengung kagum dan tiba tiba datang seorang anak muda penjaga area makam. Saya minta ijin untuk foto kepada penjaga area makam. Dengan raut muka yang sopan dan santun, pria muda itu menjelaskan asal usul makam ini dan juga mengijinkan kami memfotonya. Dijelaskan tentang prestasi semasa kejayaan Raja dan kedekatan Raja dengan pihak Belanda.

Bila bicara tentang Mangkunnegara tentu saja teringat tentang Magkunegara pertama yang dimakamkan di Astana Mangadeg dekat Giribangun. Raja Mangkunegara pertama dikenal juga sebagai Raja Sambernyawa.

Foto pertama:

[caption id="attachment_171908" align="aligncenter" width="480" caption="Makam Mangkunegara 4 dari baja impot. Foto Koleksi Pribadi Kusmanto"][/caption]

Makam yang sekitar 20 x 10 meter dengan tinggi sekitar 7 meter, ternyata seluruhnya terbuat dari bahan besi. Lantainya dari marmer. Belum lagi saya selesai terheran heran, dijelaskan pula bahwa besinya dan marmernya datang dari belanda dan tinggal di pasang di Girilayu. Bangunan ciri khas eropa dengan gaya dan design nya dibuat 100 persen oleh Belanda. Dari Belanda semua ini dibawa ke Semarang dengan kapal laut. Barang besi dan marmer yang dibawah dengan kapal laut mendarat di pelabuhan Semarang. Dari Semarang di bawa kereta api menuju Stasiun Solo. Dari stasiun Solo digotong manual keatas gunung Girilayu sekitar 1.250 meter diatas permukaan laut. Sungguh luar biasa energi yang digunakan membangun makam ini. Dari mulai pagar area makam maupun didalam nya tidak lagi menimbulkan kesan menakutkan. Yang ada hanya kagum atas idea dan seni serta energi tenaga otot untuk memanggul semua ini.

Pasti terpikir oleh kita, jaman jayanya rempah rempah dari kawasan Nusantara. Rempah rempah yang menjadikan VOC berkuasa di cikal bakal Indonesia, yang waktu itu disebut sebagai Nusantara. Barangkali kapal lautnya membawa rempah rempah dan pulangnya membawa barang barang persiapan makam ini. Foto kedua: [caption id="attachment_171909" align="aligncenter" width="532" caption="Ornamen khas Eropa dengan simbol M dan N (Mangkunegara). Foto koleksi pribadi Kusmanto"]

1333168367194858992
1333168367194858992
[/caption] Ornamen yang digunakan juga mengunakan kedekatan Raja dengan pihak Belanda. Ada ornamen tahta Ratu Belanda, tetapi katanya gambar salib yang ada diatas tahta tetap meyimbolkan lambang Islam. Ada dua huruf yaitu huruf M dan N sebagai simbol Mangkunegara.

Foto ketiga

[caption id="attachment_171910" align="aligncenter" width="640" caption="Makam Mangkunegara 4,5 dan 7. Foto koleksi Pribadi Kusmanto"]

1333168478540467798
1333168478540467798
[/caption]

Didalam ruangan ada tiga makam, yaitu Makam Mangkunegara 4,5 dan 7. Mangkunegara 8 ada diluar sebab ruang ini hanya cukup untuk 3 makam saja. Yang ada fotonya adalah makam Mangkunagera 4.

Setelah sekitar 45 menit kami berfoto, maka kami pamit pulang dengan satu tekat, yaitu akan kembali lagi ke makam Girilayu dengan persiapan yang lebih sempurna. Dalam perjalan pulang, kami berdiskusi tentang motivasi, obsesi maupun kesulitannya membangun makam ini. Demikian juga bisa kita pahami kedekatan Raja dengan pihak belanda di jaman itu.

Yang pasti, kami akan kembali lagi selain menjelajah lokasi wisata maupun kuliner lainnya. Ternyata tidak pernah habis habisnya pulau Jawa di jelajah terus menerus, tetapi masih ada saja yang belum pernah saya lihat dengan mata sendiri. [caption id="attachment_171911" align="aligncenter" width="532" caption="Pintu dengan motive klasik yang indah untuk difoto. Foto koleksi pribadi Kusmanto"]

13331686441308801133
13331686441308801133
[/caption] [caption id="attachment_171912" align="aligncenter" width="640" caption="Tampak samping makam. Foto koleksi pribadi Kusmanto"]
13331687791764493647
13331687791764493647
[/caption] Artikel ini saya buat sebagai tanda terima kasih teman teman kami yang selalu setia memandu kami. Teman Solo : Habdul BasithTeman Jogyakarta : Siulingaline Foto lainnya bisa di lihat disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun