[caption id="attachment_214079" align="aligncenter" width="371" caption="Monumen Jendral Gatot Soebroto. Foto milik Kusmanto"][/caption]
Banyumas adalah kota tua yang pernah berjaya dan pernah sebagai pusat pemerintahan. Tetapi setelah pusat pemerintahan dialihkan ke Purwokerto, situasi berubah drastis. Saat ini situasinya sangat memprihatikan dan bisa dikatakan sebagai : Kota yang pernah berjaya tetapi sedang tidur terlalu lama karena ditinggalkan pemiliknya. Di suatu hari; disaat saya masih kecil dan setelah mandi sore hari, saya sering duduk dengan seorang guru. Guru tersebut banyak cerita tentang aneka dogeng atau legenda di nusantara kita ini. Salah satunya adalah cerita tentang asal usul desa Banyumas. Desa yang kekurangan air, kemudian ada mujisat sehingga air berkualitas emas.
Itu adalah cerita jaman dahulu. Sekarang ini, saya tidak pernah tau dan tidak tertarik lagi untuk mencari tahu kebenarannya cerita itu. Yang menjadikan saya tertarik ke Banyumas adalah ketidak sengajaan saya saat pulang dari wisata pantai selatan pulau Jawa bagian Barat. [caption id="attachment_214094" align="aligncenter" width="655" caption="Kompasiana Purwokerto: Bapak Singgih dan Ardhisa. Difoto oleh Kusmanto"]
[/caption] Secara iseng saya berkomunikasi dengan Kompasiana di Purwokerto, yaitu bapak Singgih. Dan ternyata dalam kurun waktu 2 mingguan kami berjumpa dua kali. Saya datang lagi karena memang ingin foto bersama anak istri dikota tua Banyumas.
Saat pertama kali berkunjung ke kota Banyumas; suasana saat itu sudah malam hari, sehingga kami hanya bisa berfoto apa adanya saja. Tujuan saya saat ini hanya sekedar melihat bangunan kuno dan menandai posisi GPS di foto. Dengan demikian suatu waktu saya bisa tau lokasi tersebut dan saya bisa datang lagi tanpa kesasar. Ada banyak bangunan bekas Belanda yang sudah sangat hancur. Tetapi ada juga yang masih dirawat dengan baik, walau pemiliknya berada diluar kota atau di Jakarta. Sayang sekali, bangunan dan lingkungan kota tua yang pernag bersejarah menjadi lapuk dimakan waktu. [caption id="attachment_214161" align="aligncenter" width="655" caption="Masa kejayaan pabrik gula. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214083" align="aligncenter" width="640" caption="Masa Kejayaan Pabrik Gula
Kalibagor sudah berakhir lama. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214085" align="aligncenter" width="655" caption="Rumah tua jaman Belanda pada saat jayanya pabrik gula. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214162" align="aligncenter" width="655" caption="Dirumah ini saya belum berkesempatan untuk foto istri saya dengan pakaian jaman kuno dan sedang bermain dengan anak. Rencananya lain waktu akan kesini lagi. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] Seminggu kemudian, saya datang lagi dan dipandu oleh Bapak Singgih dan Bapak Ardhiasa. Setelah makan sate jamur pak Singgih segera kami menuju kota Banyumas. Tujuan kami adalah bekas kantor pemerintahan sebelum dipindahkan ke kota Purwokerto. [caption id="attachment_214086" align="aligncenter" width="655" caption="Pintu gerbang Pendopo. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214088" align="aligncenter" width="657" caption="Pak Singgih di area Pendopo. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214089" align="aligncenter" width="615" caption="Tugu didepan pendopo. Sayang sekali ada kabel listrik di lampu tugu. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214163" align="aligncenter" width="655" caption="Gamelan didalam museum wayang. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214164" align="aligncenter" width="655" caption="Patung di depan museum wayang. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] Pertama tama kami parkir mobil di lapangan pendopo bekas kantor pemerintahan. Di tempat ini juga ada museum wayang. Kemudian kami berfoto diluar area pendopo. Tampak ada bangunan rumah tahanan bekas Belanda, tetapi tampak muka nya sudah direhab. [caption id="attachment_214090" align="aligncenter" width="655" caption="Rumah tahanan di depan samping kiri pendopo. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214091" align="aligncenter" width="649" caption="Disebalaj kanan pendopo ada Mesjid tua dan bersejarah. Foto milik Kusmanto "]
[/caption]
Kemudian kami berjalan sekitar dua menit dan tibalah kami di sekolah jaman Belanda yang masih berfungsi sebagai sekolah.
[caption id="attachment_214080" align="aligncenter" width="615" caption="Foto pak Singgih dan pak Ardhiasa didepan gedung sekolah. Difoto oleh Kusmanto"]
[/caption]
Pulang dari gedung sekolah, saya berfoto anak istri saya disekitar pendopo.
[caption id="attachment_214095" align="aligncenter" width="615" caption="Jendela jaman Belanda. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214096" align="aligncenter" width="655" caption="Lampu jaman kuno. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214098" align="aligncenter" width="615" caption="Seorang ibu dengan anaknya sedang bercanda di pendopo. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214100" align="aligncenter" width="655" caption="Seorang anak sedang bermain di tangga pendopo. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] Setelah kami puas berfoto ria disekitar bekas kantor pemerintahan kota Banyumas, maka kami menuju rumah tua. Kota tua yang telah kami tandai lokasi GPS nya. Tetapi kami juga dipandu oleh kompasiana Purwokerto, bapak Ardhiasa. Sebenarnya masih banyak yang bagus atau rusak. Tetapi kami memilih yang bagus untuk kami foto. Setelah kami minta ijin dengan penunggu rumahnya, maka kami sangat hati hati. Maklum lah, yang punya berada diluar kota. Dan didalamnya memang sudah tua.
Yang menarik untuk kami berfoto disana adalah kesan rumah tua. Saat saya kecil, pernah kami tinggal (bukan milik kami) di rumah sangat tua. Ayah saya juga hobby foto. Tetapi jaman itu ditahun 1970an masih dengan film. Ada banyak foto, tetapi entah kemana dan sayangnya tidak ada lagi foto foto jaman dahulu. Dengan adanya foto ini, minimal saya bisa berfoto dirumah tua dengan kesan kuno. [caption id="attachment_214101" align="aligncenter" width="655" caption="Keluarga kecil yang bahagia. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214102" align="aligncenter" width="615" caption="Kompasiana Purwokerto, Ardhiasa, James Bond tanpa pistol tetapi dengan kamera. difoto oleh Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214104" align="aligncenter" width="655" caption="Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214105" align="aligncenter" width="655" caption="James Bond tanpa pistol tetapi dengan kamera. Difoto oleh Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214106" align="aligncenter" width="615" caption="Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214184" align="aligncenter" width="615" caption="Anak kecil pegang batu untuk tante Esther Esther yang suka menulis di kompasiana. Foto milik Kusmanto"]
[/caption] [caption id="attachment_214187" align="aligncenter" width="655" caption="Pak Singgih dengan keponakannya. Di foto oleh Paparazi Purwokerto - Ardhiasa"]
[/caption] Setelah kami letih berfoto ria, kami segera menuju rumah makan bapak Singgih di Purwokerto. Kami harus isi tenaga dahulu sebelum beraktivitas lagi. Tentang rumah makan sate jamur bapak Singgih sudah saya tulis dalam
artikel juga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Travel Story Selengkapnya