Mohon tunggu...
Dokter Kusmanto
Dokter Kusmanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - .

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Investor Grebrak Meja di Kantor Dinas Ketenagakerjaan

10 Juni 2012   05:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:10 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13393135011930132127

[caption id="attachment_187067" align="aligncenter" width="668" caption="Apakah lanjut dengan Investasi ? Yes or No ?.....Sumber gambar dari tdwclub.com"][/caption] Kejadiannya pada bulan Mai 2012. Disebuah kantor dinas Ketenagakerjaan. Dan namanya serta jabatan PNS (x) nya sudah tercatat dalam buku agenda saya.

Pada saat itu saya hadir dengan teman saya di kantor dinas tersebut dalam kaitan suatu laporan yang kami harus berikan dan kami serahkan. Saat kami duduk dan berdiskusi maka terdengar dengan kuping saya sendiri. Dan saya melihatnya dengan mata saya sendiri termasuk saya merasakan situasi itu. Sebagai saksi hidupnya masih ada dua teman saya dan PNS lainnya dikantor tersebut.

Awalnya investor tersebut duduk dan diskusi dengan 3 PNS kantor dinas. Kemudian diskusi berkembang dengan makin emosinya salah satu PNS tersebut. Ternyata didalam diskusi itu datang lagi satu bapak yang katanya sebagai pengawas di kantor itu. Makin lama PNS (x) makin emosi dan investor masih duduk dan menjawab dengan tenang. Suatu saat sang investor berkata “Koq jadi begini ?  Kenapa menjadi pribadi ? Bukankah ini adalah urusan kantor ?, Kenapa jadi menyerangnya pribadi saya ?” Suasana semakin emosi dan PNS makin memancing mincing sang investor. (Kata memancing keluar dari kalimat sang PNS x).

Akhirnya sang investor menjelaskan tentang pembicaraan dengan anggota dewan : “Saya ditanya anggota dewan dan saya menjawabnya pula” Pertanyaan nya adalah : "Apakah PNS (x) ada sesuatu yang pribadi kepada saya ? " Dan saya jawab  : "Ya, saya merasa dimintakan uang tetapi tidak jelas untuk apa ? Nilainya disebutkan oleh PNS (x) tanpa bisa dirincikan untuk apa saja. Karena itu saya merasa diperas oleh (x) dan saya minta pendapat anggota dewan” Dan.... anggota dewan itu masih terkait dinas ketenagakerjaan. Lagi pula saya bukan cerita kepada tetangga kamu !

PNS emosi berseru : “nah itu ! ..  dengar ... dengar itu !!! .... ( sambil PNS (x) menunjuk kepada investor ) Memang saya pancing pembicaraan ini !..., biar dia (investor) bicara sendiri !!!” Sekarang kalian yang dengar….  Kalian jadi saksi di polisi…. Bahwa dia (investor) telah memfinah saya dan besok saya akan laporkan kepada polisi.“ Karena saya (Si PNS x) di telp oleh anggota dewan dan saya merasa di Fitnah oleh investor.

Investor : “Emang anggota dewan bicaranya seperti apa ? Mana saya tahu, anggota dewan bicaranya kepada kamu apa saja. Buktikan dong di depan saya ?” Kemudian investor itu diam tenang. Dan berlanjut bicara dengan bapak yang katanya sebagai pengawas di kantor itu.

Pengawas berkata : “Kita bisa bicara dari hati ke hati.”

Setelah investor paham bahwa beliau adalah pengawas, maka terjadilah diskusi. Investor berkata kepada bapak pengawas: “Loh… koq PNS (x) itu jadi emosi ? dan jadi Pribadi ?. Yang dua temannya lain , seorang bapak dan ibu tenang tenang saja. Kanapa si PNS (x) emosi banget ?.

Tetapi PNS (x) terus emosi dan makin tinggi emosinya. Makin menyerang kepribadian sang investor. Investor berkata : “Oh… iya…. Hayo sebut…. Sebutkan… saat kita bertemu di Mall (x)… apa yang kamu bilang ?” Bila… bila…. Bila saya tidak bayar sekian juta….. maka…. maka… maka akan diapakan saya  ini ? Ayo jawab !, bahwa saya akan diperas oleh (dua instansi pemerintahanan lainnya). Betul ?!”

(Catatan : Saya berusaha mencatat kata kata sejelas mungkin... dan kata kata diatas bukan semena mena saya tuliskan Itulah ucapan sang investor dan PNS x)

PNS emosi : “Iya … iya… akan diperas oleh dua instansi itu” (maaf, saya tidak tulis disini nama instansinya).

Situasi makin panas…. PNS emosi terus menyerang pribadinya sang investor…

Sang investor yang duduk tenang akhirnya gebrak meja. Gubrak….. kaget semua… Personil dalam satu ruangan melihat kejadian ini dan datang menuju meja itu. Sang investor dibawa oleh dua temannya dan bapak pengawas untuk keluar dan pulang. Dan PNS (x) masih ditenangkan oleh para teman temanya.

Yok oppo toh….. (ikutan gaya menulis pak Andika) Kantor dinas toh milik umum…. Dan PNS juga pelayanan umum… Wah wah wah…. Bagaimana investor mau serius investasi ? Wah wah wah…. Katanya Indonesia sudah masuk taraf Investasi dunia ? Wah wah wah…. Bagaimana mental PNS tersebut ? Koq Arogan sekali ? Wah wah wah.... Jadi lucu dah... bila PNS dan Investor saling laporkan ke polisi. Wah wah wah.... Apalah pantas PNS (x) menjelaskan pemerasan oleh instansi pemerintah ? Lalu.... apa kata Investor Dunia ? Hare Gene masih ada gituan di Indonesia ? Lalu.... mudah mudahan ada kelanjutannya di kantor polisi biar artikel ini berlanjut. Itulah realitas sikap Pegawai Negeri Sipil yang bernama X di kantor dinas ketenagakerjaan (x). Bagaimana bila sikap dan budaya ini dibaca oleh para Investor Dunia ? . . . Artikel saya yang terkait ini : Penyidik Tindak Pidana Memeras dan Menyalah Gunakan Wewenang Pasar Tradisional Semakin Hancur Gedung DPR Belajar Memiliki WC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun