Mohon tunggu...
Dokter Kusmanto
Dokter Kusmanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - .

.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bromo (3): Kami Mendarat di Planet Merah

15 Oktober 2011   05:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:56 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_136987" align="aligncenter" width="614" caption="Lautan Pasir Bromo (koleksi pribadi Kusmanto)"][/caption] [caption id="attachment_136978" align="alignleft" width="300" caption="Lautan Pasir Bromo (koleksi pribadi Kusmanto)"][/caption] Dalam artikel ini kami mengulas Bromo sebagai planet merah. Di Planet merah ini kami mampu jelajahi semua lokasi terindah sambil menikmati keindahan Gunung Bromo. Pada musim dan suasana tertentum, Bromo dilihat dari atas tebing kadang kalah berwarna merah sehingga kami berfantasi seperti diberada di permukaan planet merah. Kadang juga berwarna hijau saat musim hujan, atau warna coklat saat musim kemarau. Setiap kali datang dimusim yang berbeda, maka kami mendapatlan foto dengan warna latar belakang yang berbeda. [caption id="attachment_136980" align="alignleft" width="300" caption="Koleksi pribadi Kusmanto"][/caption] Tantangan kami saat pertama kami tiba di Bromo adalah menembus tebing untuk bisa sampai keatas tebing yang sangat tinggi, terjal dan hanya jalan setapak untuk motor maupun jip Toyota Hardtop dobel gardan. Kami tidak melakukan tantangan tersebut pada kunjungan pertama. Saat itu kami hanya meyakinkan bapak Keno bahwa kendaraan kami adalah beda dari kendaraan lainnya dan kami yakin mampu menembus jalan setapak itu berkat ketangguhan mobil BMW X5 dengan segala teknologi fitur x-drive dan transmisi nya. Barulah bapak Keno yakin bahwa mobil kami mampu naik keatas tebing menuju Ranu Pani. [caption id="attachment_136982" align="alignleft" width="300" caption="Bapak Achmad Sudradjat (koleksi pribadi Kusmanto)"][/caption] Sebelum kami memberanikan diri untuk naik keatas tebing, kami telah berkonsultasi tentang kemampuan kendaraan kami dengan Bapak Achmad Sudradjat yang memang merawat kendaraan kami. Segala persiapan telah kami siapkan sampai dengan alat komunikasi radio setempat bila saja kami mengalami kendala di perjalanan. Pada kunjungan ke Bromo yang ketiga kalinya, kami berani melakukan tantangan tersebut.  Ban mobil saya mengalami retak-retak pada semua ban akibat dingin cuaca pada pagi hari yang sekitar 3 – 5 drajat celcius dan berubah dalam kurun waktu dua jam menjadi 30 drajat celsius setelah matahari terbit. Pada siang hari pasirnya menurut saya bisa mencapai 50 drajat celcius. [caption id="attachment_136983" align="alignleft" width="300" caption="Heri anak putra bapak Keno (Koleksi pribadi Kusmanto)"][/caption] Akibat retak ban itu saya mengalami 3 kalipecah ban. Sebelum kami mendaratkan kendaraan lainnya yaitu BMW GT, kami mengundang bapak Achmad Sudradjat untuk melihat sendiri lokasi Bromo. Sayangnya beliau tidak merekomendasi BMW GT turun ke lautan pasir gunung Bromo. Untuk menjelajah lokasi Bromo, kami dipandu oleh putra sulung bapak Keno. Heri yang baru saja menikah dan istrinya sedang hamil. Semoga dalam waktu dekat saya bisa ketemu keluarga bapak Keno lagi.  Diantar Heri dan Bapak keno kami mengunjungi segala pelosok area gunung Bromo seperti Widodaren. Diatas sana ada goa yang pernah dikunjungi oleh Felix dan teman teman kami.  tetapi saya tidak mampu naik keatas goa tersebut. [caption id="attachment_136984" align="alignleft" width="300" caption="Koleksi pribadi Kusmanto"][/caption] Mujisat disekitar ini (mohon maaf saya tidak percaya mistik) ada sumber mata air yang rasanya sangat segar dan jernih. Tidak pernah habis mengeluar air dan kembali menghilang diserap oleh pasir. Dalam foto ini adalah Heri yang yang mengemudikan mobil kami untuk menjajal kecanggihan BMW-X5 dan juga akan merekomendasikan kami tentang kemampuan mobil ini naik keatas tebing melalui jalan setapak yang penuh dengan debu halus yang licin dan berbahaya. Saat Heri sekitar 1 jam berkeliling ria di lautan pasir , maka kami mengunakan waktu test drive tersebut untuk berfoto. Sungguh indah berfoto di padang lautan pasir dengan tumbuhan yang kering. [caption id="attachment_136985" align="alignleft" width="300" caption="Jalan setapak menuju atas tebing (koleksi pribadi Kusmanto)"][/caption] Bila kami ketemu penduduk setempat dan mereka melihat mobil kami, maka mereka terpukau seolah olah mobil kami tercetak dan begitu hebat dimedan lautan pasir Bromo.  Yah.... Heri sang putra daerah.... memandang keatas tebing saat kami bersiap siap berani melakukan tantangan menembus jalan setapak menuju atas tebing. Setelah heri menjajal pula kecanggihan mobil kami, maka Heri pun yakin bahwa kami bisa melintas menuju tebing. Seperti difoto bahwa jalannya sangat kecil dan licin berdebu halus bagaikan bedak. Hanya bisa maju saja karena dikanan adalah jurang dan di kiri adalah tebing. Sedangkan mundur sudah tidak mungkin lagi karena jalannya yang sangat hancur dan ada got yang disambung dengan batang pohon saja. [caption id="attachment_136986" align="alignleft" width="300" caption="Pemandangan lautan pasir dari atas tebing (Koleksi pribadi Kusmanto)"][/caption] Saat kami tiba diatas tebing, sungguh indah pemandangannya. Luar biasa dan tidak bisa dijelaskan dengan kata katanya. Selain hebatnya teknologi yang mampu membawa kami keatas tebing ini, juga kuasa Allah sangat indah sekali. Demikian luasnya dan indahnya. Batas warna antara langit dan lautan pasir sangat indah untuk dinikmati sejenak. Kami istirahat sambil berbincang dengan penduduk setempat yang juga menikmati indahnya alam Bromo. Pernah pula kami melihat indahnya matahari terbit dari tanah tertinggi di Bromo, yaitu Penanjankan. Cakrawala demikian indah dan memerah dalam waktu hanya belasan menit saja. Dunia itu demikian hebat tak bisa dijelaskan dengan kata kata. [caption id="attachment_136989" align="aligncenter" width="614" caption="Pertigaan jalan menuju Malang atau Jember (koleksi pribadi Kusmanto)"][/caption] [caption id="attachment_136990" align="alignleft" width="300" caption="Pertigaan jalan tempat kami beristirahat (koleksi pribadi Kusmanto)"][/caption] Setelah kami berhasil tiba di pertigaan jalan menuju Malang atau Jember, kami beristirahat sejenak. Perlu waktu untuk menikmati keindahan alam di atas tebing yang menantang. Beberapa pemuda setempat yang lewat dengan motornya berhenti dan terkagum kagum bahwa ada mobil selain Toyota Hardtop mampu melewati batas jalan yang sangat mustahil ditempuh. Dalam foto adalah Bapak Keno yang memandu kami menuju Ranu Pani. Sedangkan daerah Ranu Pani mengingatkan kami suasana di perdesaan Eropa. Udara yang sejuk, desa yang damai dan indah. Terutama bebas dari polusi maupun kemacetan perkotaan. . Memang Bromo luar biasa. Bukan saja alammya yang indah tetapi untuk berfoto pun sangat indah sekali. Panoramanya maupun background untuk foto sangat indah. Kami sering turun ke lautan pasir hanya untuk berfoto ria. Sedikit narsis barangkali dan bisa dibilang demikian. Tetapi bila anda sudah tiba di Bromo, pasti anda juga menjadi salah satu yang narsis. Karena memang Bromo sungguh cantik dan sangat perlu diabadaikan dalam kenangan hidup.

Banyak tempat yang bisa digunakan untuk berfoto. Mulai dari matahari terbit sampai matahari terbenam, tidaklah habis lokasi lokasinya untuk difoto. Setiap waktu yang berbeda mempunyai cerita dalam foto yang berbeda.

.

[caption id="attachment_136995" align="aligncenter" width="480" caption="Foto ini saya persembahkan untuk BMW Indonesia selain satu keping DVD yang pernah saya hadiahkan melalui Bapak Dino Martin saat beliau menjabat Vice President Marketing BMW Indonesia (Koleksi pribadi Kusmanto)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun