Mohon tunggu...
Dokter Kusmanto
Dokter Kusmanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - .

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memahami Penanda Tumor

15 Agustus 2012   06:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:44 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_200316" align="aligncenter" width="648" caption="Seorang fotografer dengan alat foto canggih tetap saja tidak mampu menemukan manusia jahat. Sama artinya para ahli kedokteran belum mampu mendeteksi dimana sel tumor ganas sedang berkeliaran. Foto milik pribadi"][/caption] Sekilas untuk awam bisa memahami tentang penanda tumor. Bagaikan dalam suatu desa (tubuh manusia) hiduplah warga desa dengan tentram dan mereka melakukan aktivitas nya secara teratur. Dalam kelompok hidup yang normal, ada ciri ciri warga melakukan aktivitas. Pria membawa cangkul kesawah maupun bawa tas menuju kantor. Ibu ibu membawa rantang menuju pasar, atau membawa baju kotor untuk dicuci dipinggir sungai.

Berbeda situasi apabila ada warga desa yang mulai melakukan hal idak terkontrol. Artinya ada warga (sel) yang keluar dari kebiasaan nya dan melakukan hal yang ganas. Warga (sel) ini tidak lagi membuat pacul atau tas, tetapi mulai membuat senjata bentuk tertentu. Artinya harus ada lokasi atau pabrik (Sel tumor ganas) yang mulai membuat senjata itu. Mungkin saja pabriknya sangat terpencil dan tidak terdeteksi oleh warga atau keamanan desa tersebut. Dalam kurun waktu, maka terciptalah bentuk senjata dari pabrik itu. Banyak bentuk senjata yang diproduksi oleh banyak pabrik (sel tumor ganas). Para ahli kedokteran telah mendaftarkan lokasi tumor ganas, seperti payu dara, rahim, indung telur, pencernaan. Dengan demikian terjadilah tabel tentang jenis senjata yang spesifik dibuat oleh tumor ganas. Misalnya tumor ganas pencernaan membuat senjata laras pendek, dan di tandai sebagai CEA Atau tumor ganas indung telur membuat granat, dan ditandai sebagai CA-125. Artinya sudah banyak tumor ganas dari berbagai organ tubuh yang memproduksi “ciri khas”, sudah dideteksi oleh para ahli kedokteran dan dinamakan sebagai PENANDA TUMOR. Ciri khas yang di produksi oleh sel tumor ganas dari berbagai aneka organ, mempunyai karakter tersendiri alias spesifik. Produk produk inilah yang bisa ditemukan oleh warga desa dalam bentuk ciri khas keganasan. Ada granat, ada senapan laras pendek dll. Tentu saja warga tertarik untuk mencari pabrik (sel tumor ganas) yang memproduksi senjata itu. Sayangnya belum ada penelitian atau obat tertentu yang mampu membawa ahli kedokteran untuk mendeteksi lokasi pabrik (sel tumor ganas). Artinya belum ada semacam alat seperti GPS yang mampu membawa pendaki gunung untuk tidak tersesat menuju puncak gunungnya. Dengan kata lain, ahli kedokteran belum mampu menelusuri dimana koordinat sel tumor ganas itu. itulah ketidak mampuan para ahli kedokteran, membedakan pabrik biasa (cangkul atas tas) dengan pabrik senjata ganas.

Maka saat ini praktisi kedokteran masih mengunakan keberadaan senjata sebagai parameter aktivitas pabrik (sel tumor ganas). Semakin banyak senjata di desa itu, itulah tanda aktivitas keganasan. Bila saja jumlah senjata tidak banyak alias statis, maka pabrik itu sedang tenang tetapi bisa pula bangkit lagi memproduksi secara cepat dan banyak (keganasan makin meningkat). Bila saja jumlah senjata sangat sedikit, tetapi nyatanya masih ada dan harus diwaspadai. Karena, bila saja ada senjata, MUNGKIN saja ada pabriknya.

Dalam tubuh manusia, perumpamaan senjata adalah penanda tumor yang berbahan dasar Protein. Protein spesifik yang di produksi oleh sel tumor ganas dan beredar didalam darah. Ada nilai tersendiri untuk tiap jenis penanda tumor.

Protein penanda tumor disebut juga sebagai Antigen. Bila penanda tumornya dari sel ganas indung telur, maka disebut sebagai “cancer antigen-125

Dilain artikel akan saya bahas lebih mendalam tentang pemahaman penanda tumor secara mudah untuk awam. Semoga artikel ini berguna untuk yang berkepentingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun