Definisi Perusahaan Pelayaran merupakan usaha industri jasa transportasi laut yang memberikan manfaat sangat besar bagi perpindahan suatu barang melalui perairan, baik secara ’place utility’ maupun time utility. Berdasarkan kegiatannya pelayaran terbagi atas pelayaran niaga (shipping business, commercial shipping, merchant marine) dan pelayaran non-niaga. Menurut artikel ini, Pengertian perusahaan Perkapalan terdapat dalam pasal 323 sampai 340f KUHD, ada 24 buah pasal. Perusahaan Pelayaran (Rederij) adalah suatu badan yang menjalankan perusahaan dengan cara mengoperasikan kapal atau usaha lain yang erat hubungannya dengan kapal.
Jenis kapal yang dioperasikan tergantung pada jenis angkutannya. Perusahaan pelayaran berdasarkan jenis angkutannya terbagi atas 4 jenis:
- Breakbulk: yaitu angkutan curah kering tidak berjadwal (tramper), sebagai contoh angkutan pupuk, semen dan batubara.
- Container regular line: angkutan container berjadwal, barang yang akan diangkut dimasukan ke dalam container ukuran 20 feet atau 40 feet dan diangkut dengan kapal container yang secara rutin melintasi pelabuhan tersebut.
- Tanker: angkutan cair termasuk BBM, CPO dan cairan kimia lain
- Angkutan khusus: seperti angkutan mobil dengan kapal roro atau angkutan alat berat dengan Landing Craft.
Perusahaan pelayaran container regular liner merupakan siklus yang tidak terpisahkan dari angkutan barang door to door. Perusahaan ekspedisi mengambil barang dari customer atau pabrik kemudian dibawa ke gudang penumpukan atau langsung ke depo container untuk dimuat ke dalam container. Dari depo container kemudian dibawa ke pelabuhan untuk kemudian dimuat ke dalam kapal dan diangkut oleh kapal ke pelabuhan tujuan. Tiba di pelabuhan tujuan, container diturunkan dan dibawa ke depo container untuk dibongkar. Ada yang langsung dibawa oleh pemilik barang ada pula yang disimpan sementara di gudang.
Di dunia internasional dikenal banyak perusahaan pelayaran container regular liner. Sebagian besar jalur internasional dikuasai oleh 10 perusahaan besar yakni Maersk Line; Mediteranian Shipping Company (MSC) (Swiss); CMA – CGM Group; Cosco Container Link (China); Evergreen Line (Taiwan); Hapag Lloyd; Nippon Yosen Keisha (NYK) (Japan); American President Line (APL) (USA); Cina Shipping Container Line (CSCL) (China); dan Hanjin (Korea). Tahun 2016 yang lalu Hanjin dari Korea collapse dan berhenti beroperasi. Beberapa perusahaan pelayaran skala menengah yang cukup terkenal diantaranya Hyundai Merchant Marine (Korea); Orient Overseas Container Line; K-Line (Japan); Yang Ming (Taiwan); Senocor (Korea); KMTC (Korea);; dan TS Line (Taiwan). Sebagian besar dari mereka telah membentuk aliansi pemasaran bersama.
Menurut Wikipedia disebutkan bahwa suatu kapal akan semakin efisien kalau ukuran kapalnya semakin besar untuk perjalanan jarak jauh dan permintaannya besar. Mengikuti teori ini, kapal container saat ini semakin besar. Saat ini kapal terbesar yang ada 5 unit dimiliki oleh MSC berkapasitas 19.200 teuss dengan 193.000 GT dan 5 unit dimiliki oleh CSCL berkapasitas 19.100 teuss dengan 187.000 GT. Kapal besar ini disebut mother vessel dan berfungsi sebagai poros utama yang menjalani rute lintas benua. Dibawahnya dioperasikan kapal dengan kelas antara 1.000 teuss sampai dengan 3.000 teuss yang berfungsi sebagai feeder. Dibawahnya terdapat kelas subfeeder dengan kapasitas antara 100 teuss sampai dengan 1.000 teuss. Aliansi di dunia pelayaran dilakukan sehubungan kebutuhan efisiensi operasional kapal.
Situasi di Indonesia sedikit berbeda. Pada tempo dulu, perusahaan pelayaran hanya sedikit. Sebut saja Samudera Indonesia; Djakarta Lloyd; Admiral Line; Trikora Lloyd dan Gesuri Lloyd adalah perusahaan pelayaran terkenal tempo dulu. Karena sedikit, situasi persaingan menjadi ringan. Dunia pelayaran nampak gemerlap. Pelabuhan menjadi daya tarik bagi para pencari kerja untuk mendapatkan uang. Ternyata semua pudar seiring berjalannya waktu. Perusahaan manufaktur berusaha menekan harga angkutan sehingga perusahaan pelayaran didorong untuk makin efisien. Satu persatu perusahaan pelayaran Indonesia collapse termasuk Djakarta Lloyd. Saat ini yang tersisa hanya Samudera Indonesia.
Posisi persaingan dalam dunia pelayaran di Indonesia saat ini sangat ramai. Banyak perusahaan pelayaran berebut angkutan laut yang biayanya semakin ditekan oleh perusahaan manufaktur. Sebagai penguasa angkutan laut pasar yang ada dibagi oleh 4 perusahaan pelayaran swasta yakni Samudera Indonesia; Tanto Intim Line; Meratus Line; dan Salam Pacific Indonesia Line (SPIL). Tanto memiliki lebih dari 50 container vessels dengan total capacitas 26.731 TEUs. Kapal terbesar yang beroperasi di Indonesia adalah MV In Indonesia IMO 9632753 buatan tahun 2013 milik Hanjin Indonesia berbendera Singapura dengan kapasitas 12.500 teuss dan 45.349 DWT. Padahal tahun 2016 Hanjin Korea collapse dan berhenti beroperasi.
Dibawahnya 4 perusahaan ini terdapat 5 perusahaan pelayaran yang menjadi Challenger yakni Tempuran Emas; Mentari Sejati Perkasa; Pelayaran Alken Abadi; Jaya Kusuma Perdana Line; dan Bintang Jasa Samudera Line. Pelayaran Alken Abadi merupakan perpanjangan dari Evergreen (Taiwan). Meski demikian, Alken bersama-sama dengan Jaya Kusuma Perdana Line; dan Bintang Jasa Samudera Line saat ini sedang collapse dan berhenti beroperasi. Sementara Tempuran Emas; dan Mentari Sejati Perkasa juga sedang megap-megap dan menurunkan skala operasinya. Hal ini disebabkan situasi persaingan dalam dunia pelayaran di Indonesia sangat keras. Tidak adanya kapal yang ditunjuk menjadi mother vessel dengan feeder dan sub feeder yang terorganisasi menyebabkan masing-masing pelayaran bersaing berebut muatan.
Disisi lain, banyak perusahaan pelayaran gurem yang bermain di celah pasar (niche). Sebut saja Suntraco Intim Transport; Caraka Tirta Perkasa Line; Taruna Kusan Eksplosif; Samas Agung Tunggal Perkasa; Namsurya Citra Line; dan Timur Asri Indonesia Line. Perusahaan pelayaran ini melayani rute tertentu dengan kapal berkapasitas 100 teuss dan memiliki captive market tertentu sehingga dapat bersaing dengan 4 top perusahan pelayaran Indonesia.
Program Tol Laut Nusantara yang dijalankan oleh Presiden Joko Widodo telah berhasil menghubungkan pulau-pulau terpencil di Indonesia. Pada tahun 2017 rute Program Tol Laut Nusantara menjadi 13 trayek dari yang berjalan saat ini sebanyak enam trayek. Dari jumlah itu, PT Pelni (Persero) tetap mengoperasikan enam trayek eksisting, empat trayek baru yang lintasannya sama dengan rute eksisting Pelni, tetapi berada di ujung akan diberikan kepada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan tiga trayek baru akan dikerjakan oleh swasta. Adapun, tiga trayek baru yang akan diberikan kepada swasta yaitu rute Tanjung Priok-Enggano-Mentawai-Pulau Nias-Sinabang-Pulau Nias-Mentawai-Enggano-Tanjung Priok, Tanjung Perak-Belang Belang- Sangatta-Pulau Sebatik-Tanjung Perak, dan Tanjung Perak-Kisar-Namrole-Kisar-Tanjung Perak.
Meski demikian, konsep Pendulum Nusantara dengan konsep mother vessel – feeder belum terbentuk. Teori jaringan Hub-Spoke sebagai desain rute tol laut, dimana Hub adalah pelabuhan utama dan Spoke adalah pelabuhan penghubung belum terbentuk. Poros Maritim yang menghubungkan koridor utama Belawan – Batam – Jakarta – Surabaya – Makassar – Bitung – Sorong dengan mother vessel yang akan menjadi feeder bagi jalur Internasional.