Mohon tunggu...
Dayan Hakim
Dayan Hakim Mohon Tunggu... Dosen - persistance endurance perseverance

do the best GOD do the rest

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia National Line

7 November 2016   15:12 Diperbarui: 7 November 2016   15:23 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh Dr Dayan Hakim

2 tahun sudah berlalu sejak Program Tol Laut Nusantara dikumandangkan oleh Presiden Jokowi dalam Program Nawacita. Konsep Tol Laut Nusantara begitu indah untuk membuat Indonesia menjadi negara maritime yang kuat dengan merangkai Nusantara dalam satu jaringan angkutan laut barang. PT Djakarta Lloyd (Persero) yang memiliki 6 (enam) unit kapal container dengan kapasitas 1600 teus telah diberi suntikan dana Rp350 milyar untuk membuka regular line Sabang – Belawan – Batam – Jakarta – Surabaya – Makassar – Bitung – Sorong  sebagai koridor Utama. PT Pelni (Persero) juga telah membuka 6 (enam) jalur perintis angkutan laut barang dengan kapasitas rata-rata 115 teus sebagai feeder bagi koridor utama dengan rute sebagai berikut:

  • Tanjung Perak  – Tual  – Fakfak  – Kaimana  – Timika  – Kaimana – Fak-Fak – Tual – Tanjung Perak.
  • Tanjung Perak – Saumlaki– Dobo  – Merauke– Dobo – Saumlaki – Tanjung Perak.
  • Tanjung Perak – Reo– Maumere  – Lewoleba  – Rote– Sabu– Waingapu dan kembali ke – Sabu – Rote – Lewoleba – Maumere – Reo – Tajung Perak.
  • Tanjung Priok  – Biak– Serui  – Nabire  – Wasior– Manokwari kembali ke – Wasior – Nabire – Serui – Biak – Tanjung Priok.
  • Tanjung Priok – Ternate – Tobelo  – Babang kembali melalui – Tobelo – Ternate – Tanjung Priok, dan
    • Tanjung Priok – Kijang– Natuna – Kijang – Tanjung Priok.

Peran serta dari pihak swasta juga telah dijajaki agar TEMAS, SPIL, TANTO dan MERATUS juga dapat turut serta dalam membangun Tol Laut Nusantara. Tata kelola perhitungan subsidi angkutan laut terus dipelajari sehingga pemberian subsidi menjadi tepat guna dan tepat sasaran. Program ICT yang diberi nama Sislognas tengah dibangun bekerjasama dengan PT Telkom Tbk. untuk memudahkan para pengguna angkutan laut barang dalam memonitor layanan yang diberikan shipping line. Sislognas yang dibangun akan mengintegrasikan dengan system window dari jasa kepelabuhan, EDI dari bea cukai dan program aplikasi lain milik instansi pemerintah sehingga pelaksanaan Tol Laut Nusantara akan transparan dan akuntabel.

Selanjutnya, mari kita bermimpi lagi untuk membangun Indonesia National Line seiring dengan mimpi negara RRC membangun kembali jalur sutera. Bila dibuka kembali sejarah pelayaran nasional, maka perlu diingat bahwa Indonesia d/h Hindia Belanda pernah punya KPM. Pada tanggal 4 September 1888 didirikan Koninklijke Paketvaart Maatschappij disingkat KPM yang merupakan perusahaan pelayaran pertama di Indonesia.

KPM mulai beroperasi pada 1 Januari 1891 dengan modal 29 kapal uap kecil - 13 baru dan 16 warisan dari pendahulunya, NISM Perwakilan Hindia Belanda. Perusahaan ini terutama berfokus pada rute pelayaran regular terjadwal bagi penumpang dan muatan kargo antara pulau di Hindia Belanda yang kemudian lebih populer dengan istilah sebagai pelayaran pos antar pulau. Sekitar tahun 1920, KPM memiliki 92 kapal yang melayani 50 jalur pelayaran yg menghubungkan sekitar 300 pelabuhan. Saat pecah Perang Dunia II, armada KPM telah berkembang hingga 146 kapal yg melayani lebih dari 70 jalur yg menghubungkan lebih dari 400 pelabuhan. Bahkan layanannya telah meluas melampaui batas wilayah administrasi Hindia Belanda, melayani pelabuhan-pelabuhan Singapore, Hong Kong, Shanghai, Manila, Saigon; Australia: Brisbane, Sydney, Melbourne, dan Adelaide; Afrika: Durban, East London, Port Elizabeth,Mossel Bay, Cape Town, Zanzibar dan Mombasa; dan pelabuhan-pelabuhan di tengah Samudra Hindia: Réunion, Mauritius dan Mahé. KPM telah tumbuh menjadi perusahaan kapal uap terbesar kedua di dunia, terbesar di seluruh wilayah kerajaan Belanda, dan identik dengan pelayaran di Hindia Belanda yang kini disebut Indonesia Raya.

Sejak didirikan pada tanggal 18 Agustus 1950 oleh Darwis Djamin Komandan TNI AL Pangkalan Tegal dengan nama NV. Djakarta Lloyd, PT Djakarta Lloyd (Persero) terus berkembang. Bermodalkan 2 unit kapal, yakni SS Djakarta Raya dan SS Djatinegara, Djakarta Lloyd terus berkembang. Pada periode 1970-an dengan 22 unit kapal, dibawah kepemimpinan Capt. Hahyari Djakarta Lloyd berlayar sampai ke Sidney, Amsterdam, Hamburg, Cape Town dan New York. 

Saat itu, Djakarta Lloyd telah mengoperasikan KM Jatimulia yang mampu berlayar dengan kecepatan 21 knot namun karam di Gibraltar karena tabrakan dengan kapal tanker milik Rusia. Bartje Van Houten dan group D’Lloyd adalah group band binaan Djakarta Lloyd. Bahkan konon, Bob Sadino pernah menjadi Jenang Kapal di Djakarta Lloyd dan terakhir sebagai Kepala Cabang di Jerman.

Pada tahun 1972, Djakarta Lloyd bersama-sama dengan Trikora Lloyd dan Gesuri Lloyd mendirikan Asia Trans Company Ltd. yang bertujuan mengintegrasikan layanan angkutan laut barang ke luar negeri. Saat itu, Gesuri Lloyd mengoperasikan 14 unit kapal dan Trikora Lloyd mengoperasikan 8 unit kapal. Operasional luar negeri dilakukan bersama dengan membagi slot yang ada pada ketiga perusahaan pelayaran. Biaya operasional menjadi lebih murah dan mencegah terjadi perang harga diantara ketiganya.

Kini di tahun 2016 untuk memulai gerakan “Ayo Ekspor” maka perlu dibangun konsorsium perusahaan pelayaran yang akan membawa barang-barang produksi Indonesia ke mancanegara. Indonesia National Line perlu dibentuk dengan dimotori oleh Djakarta Lloyd untuk menekan biaya angkutan laut barang ke luar negeri. Dengan modal awal 4 unit kapal container 9500 teus sekelas Cosco Guangzhou, Djakarta Lloyd dapat merintis pelayaran samudera perdananya melayani rute Jakarta – Hamburg pp. Terbayang bagaimana bendera Merah Putih berkibar kembali di muara Sungai Seine diiringi dengan lagu Indonesia Raya saat kapal Djakarta Lloyd memasuki Sungai Seine menuju pelabuhan Hamburg.

Meniru konsorsium CMA – CGM yang merupakan gabungan dari APL, ANL, CNC, US Lines, MacAndrews and OPDR, serta Comanav maka Indonesia National Line bertugas mengintegrasikan pelayaran samudera dibawah satu manajemen. Sislognas yang tengah dibangun Kementerian Perhubungan akan menjadi cikal bakal terbentuknya Indonesia National Line. Bersinergi dengan perusahaan pelayaran swasta nasional lainnya maka dibentuklah konsorsium Indonesia National Line Sistem pemasaran bersama dan penggabungan kantor perwakilan di mancanegara akan menekan biaya operasional. 

Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah dapat memberikan subsidi kepada Indonesia National Line dalam bentuk subsidi pengembalian biaya angkutan laut kepada eksportir yang mengirimkan barangnya melalui Indonesia National Line. Dengan demikian, pengusaha akan semakin giat untuk ekspor hasil produksinya ke manca negara.

==7 November 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun