Menjadi pengemudi ojek online menjadi serba salah dan tersandera, dari perusahaan dan pengguna dengan mengesampingkan aspek kesehatan dan keselamatan.
Banyak yang merasa tersandera oleh perusahaan karena di awal ikut ojek online sebagai sampingan yang kemudian menjadi pekerjaan utam yang tidak bisa lepas karenanya, namun hasil yang didapat tidak sepadan dengan apa yang diupayakannya.
Banyak waktu terbuang menunggu pelanggan yang datang ke ponsel pintarnya, ketimpangan arus pemesanan antar pengemudi menjadikan banyak yang membuang waktu dengan menunggu dan teralihkan dengan permainan judi online (SLOT), alih-alih mengadu nasib untuk membawa pulang uang lebih malah menambah hutang online dimana-mana. Â Uang tak dapat hutang semakin berat, mungkin itu yang banyak dirasakan oleh para pengemudi. Â
Sebaiknya perusahaan mulai memikirkan nasib para pejuang di jalanan, dengan memperbaiki sistem kemitraan melalui kemudahan akses pelanggan masuk ke aplikasinya, adanya asuransi bagi pengemudi, mengingat pekerjaan ini rentan dengan kecelakaan dan keselamatan di jalan.
Pola pembayaran seharusnya juga disesuaikan dengan kondisi kekinian, mengingat harga-harga kebutuhan pokok meningkat, tidak terkecuali Bahan bakar dan onderdil kendaraan. Â
Dengan adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan satu sama lain, antara pengemudi dengan perusahaan, rasa-rasanya pengemudi akan semangat memberikan pelayanannya kepada pengguna dan rating perusahaan juga akan membaik yang berdampak pada meningkatnya keuntungan pada perusahaan.
Kegaduhan di jalanan juga akan berkurang, dan semakin tertib, angka pengangguran berkurang dan banyak keluarga yang sejahtera.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H