Budaya gotong royong memang sudah menjadi tradisi dan nilai yang sangat dihargai dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Namun, di era modernisasi saat ini, budaya gotong royong seringkali terabaikan dan mulai memudar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, di antaranya:
Sifat individualisme: Di tengah-tengah perkembangan zaman, sifat individualisme semakin menonjol dan menggeser nilai-nilai kebersamaan dan saling membantu. Orang cenderung lebih mementingkan diri sendiri dan keluarga mereka dibandingkan dengan kepentingan bersama.
Perubahan pola pikir: Perubahan pola pikir dan budaya konsumerisme membuat orang lebih fokus pada konsumsi benda-benda material daripada menghargai hubungan sosial dan kebersamaan.
Kondisi ekonomi: Kondisi ekonomi yang tidak stabil dan kesenjangan sosial yang semakin melebar juga membuat banyak orang terpaksa memikirkan diri sendiri dan keluarga mereka terlebih dahulu, sehingga sulit untuk berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong.
Namun, meskipun ada beberapa faktor yang menyebabkan budaya gotong royong mulai memudar, sebenarnya nilai-nilai ini masih tetap ada dan dijaga oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama di pedesaan dan daerah yang masih kental dengan kearifan lokal.Â
Dalam upaya mempertahankan dan melestarikan budaya gotong royong, perlu dilakukan upaya seperti kampanye sosialisasi, pengembangan program-program kegiatan gotong royong, dan pembentukan komunitas-komunitas lokal yang peduli dengan lingkungan dan kepentingan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H