Hari ini banyak sekali orang yang membicarakan tempe mendoan. Â Berawal dari kemunculannya sebagai doodle di Google membuat tempe mendoan menjadi topik perbincangan yang menghangat seperti namanya. Â Mendoan sendiri merupakan istilah yang muncul dan banyak menjadi perbincangan, khususnya di Banyumas yang merupakan tempat pertama kali istilah ini muncul. Â Mendoan sendiri memiliki arti setengah mateng atau disebut dengan istilah mendo (Bahasa Banyumasan) dengan mendapat akhiran -an menjadikan arti mendoan sebagai dimasak (digoreng) dengan kondisi setengah matang. Â
Ngomongin tempeh mendoan memang tidak terlepas dari Banyumas sebagai daerah asal dari mendoan sendiri.  Namun banyak yang belum tahu tentang  desa penghasil tempe mendoan terbesar (sentra pengrajin tempe mendoan).  Desa Pliken adalah desa yang berada di wilayah Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.  Penduduk di Desa Tersebut lebih dari 80% merupakan pengrajin tempe mendoan.  Setiap pagi menjelang Subuh, para produsen tempe mendoan mulai bergerilya ke pasar yang ada di wilayah Banyumas, ada juga yang di dropping ke toko toko yang menjual jajanan khas Banyumas. Â
Bagi temen-temen yang ingin berkunjung ke desa tersebut untuk menyaksikan proses pembuatan tempe mendoan, sebaiknya dilakukan pada sore hari, karena waktu sore harilah mereka mulai memproses membuat tempe mendoan setelah seharian bergerilya menjajakannya. Â Kemudian dilanjut membeli kedelai sebagai bahan bakunya di koperasi koperasi penyedia yang dekat dengan rumah. Â Sayangnya akhir-akhir ini harga kedelai sedang naik yang kemudian berdampak pada kenaikan harga dan ukuran tempe mendoan yang lebih kecil. Â
Selamat Merayakan Hari Tempe Mendoan, cemilan wong ngapak Banyumasan yang bikin orang ketagihan ingin kembali ke Banyumas, yang merantau ingin kembali pulang. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H