Mohon tunggu...
Doharman Sitopu
Doharman Sitopu Mohon Tunggu... Penulis - Manajemen dan Motivasi

Seorang Pembelajar berbasis etos , Founder sebuah lembaga Training Consulting, Alumni YOKOHAMA KENSHU CENTER--JAPAN, Alumni PROAKTIF SCHOOLEN JAKARTA, Penulis buku "Menjadi Ghost Writer"--Chitra Dega Publishing 2010, Founder sebuah perusahaan Mechanical Electrical (Khususnya HVAC), Magister dalam ilmu manajemen, Memiliki impian menjadi Guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

The Will to Heal

22 Desember 2009   04:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:49 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pernahkah anda merasakan kesedihan yang demikian mendalam? Atau merasa diri anda tidak berarti, karena apapun yang anda kerjakan selalu gagal? Anda merasa kesepian ditengah keramaian? Mungkin kegagalan yang anda alami begitu fatal, sehingga anda merasa frustasi, dan tidak memiliki keberanian dan gairah untuk mencoba bangkit kembali? Anda sudah mencoba, mencoba, dan mencoba. Namun hasilnya adalah gagal, gagal, dan gagal terus.

Pernahkah anda melihat seseorang yang selalu berhasil mengerjakan apa pun, dan dapat pergi ke mana saja yang ia kehendaki, membahagiakan orang-orang yang ia sayangi, mencukupi kebutuhan-kebutuhanya tanpa banyak mengernyitkan dahi?. Waw suatu keindahan yang tiada taranya.

Sementara di lain pihak, saat anak sakit saja misalnya, harus “bisik-bisik tetangga” kiri dan kanan untuk pinjam uang, baru dapat bawa anak berobat ke rumah sakit. Bila orang tua sakit, tidak dapat menjenguk karena “berat di ongkos”, belum lagi membantu biaya rumah sakitnya, bahkan mentraktir orang yang kita kasihi saja, boleh dibilang belum leluasa.Alangkah sedihnya. Apakah orang begini disebut orang GAGAL?

Sukses adalah sebuah perjalanan, karena itu TIDAK ADA orang yang GAGAL di dunia ini... yang ada hanyalah mereka yang memilih untuk BERHENTI lebih cepat

----Anonymous

Nah, dari adagium ini sangat jelas bukan, kita tidak boleh putus asa, lantas men-tags diri kita “orang gagal”. Melainkan selalu berusaha untuk menciptakan cara yang termutakhirkan. Apa bila dengan Cara A gagal, lakukan dengan cara B, dan seterusnya. Lakukanlah evaluasi mengapa setiap kali kita gagal. Kemudian hindarilah cara-cara yang terbukti tidak berhasil.

Pada umumnya kesalahan yang kita lakukan adalah pada motivasi BELAJAR kita. Sering kali kita belajar dari orang yang salah. Padahal sudah sering kita dengar, bahwa kalau ingin sukses, belajarlah dari orang sukses. Atau dapat juga belajar melalui seminar orang Sukses. Paling tidak, belajar melalui BUKU orang sukses.

Kemampuan belajar inilah yang dimiliki oleh Anthony Robbins, seorang pakar motivasi yang akan memberikan motivasi yang luar biasa untuk mengontrol diri sendiri dan cara berkomunikasi pada diri anda sendiri untuk menjadi lebih mandiri dan termotivasi senantiasa. Belajar menjadi lebih baik dari guru-guru besar yang telah sukses melalui hidup mereka.

Salah satu sikap yang terpenting dalam menghadapi masalah adalah, bahwa sesungguhnya “TEKANAN” dalam hidup itu sangat dibutuhkan untuk sukses. Lihat saja bagaimana alam menekan orang Jepang, sehingga mereka bisa menduduki peringkat dua Dunia. Tanaman yang tumbuh di lahan yang subur, ia akan cepat mati bila cuaca panas. Tapi lain halnya dengan tanaman di lahan kering, ia akan lebih tahan terhadap “kekeringan’.

Nah, sekarang anda sudah memiliki paradigma yang berbeda bukan? Ternyata masalah itu adalah road to Success. Seperti ungkapan Robert T Kyosaki, bahwa kecerdasan Financial itu dapat diwujudkan dalam melihat peluang dalam permasalahan, dan kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Maka semakin banyak masalah yang dapat anda selesaikan, maka anda sukses.

Akhir kata, The Will to Heal, adalah sebuah keinginan kita yang besar dan mendasar untuk menyembuhkan penyakit yang ada dalam diri sendiri, sehingga semangat hidup tetap terjaga.

Salam Semangat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun