Mohon tunggu...
Doharman Sitopu
Doharman Sitopu Mohon Tunggu... Penulis - Manajemen dan Motivasi

Seorang Pembelajar berbasis etos , Founder sebuah lembaga Training Consulting, Alumni YOKOHAMA KENSHU CENTER--JAPAN, Alumni PROAKTIF SCHOOLEN JAKARTA, Penulis buku "Menjadi Ghost Writer"--Chitra Dega Publishing 2010, Founder sebuah perusahaan Mechanical Electrical (Khususnya HVAC), Magister dalam ilmu manajemen, Memiliki impian menjadi Guru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hare Gene Bangga Manfaatin Fasilitas Negara

18 Desember 2009   14:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:53 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_71827" align="alignleft" width="300" caption="Salah satu fasilitas itu"][/caption]

Di sela-sela perbincangan “arisan” ibu-ibu tadi siang, terdengan dialog menarik sekaligus menggelitik bathin saya. Begini kutipan perbincangan mereka, antara ibu A dan Ibu B.

Ibu A: “Liburan akhir tahun ini, jadi pulang kampung Bu?”

Ibu B: “Jadi dong Bu, kami sudah dapat ticket pesawat kok .”

Ibu A : “O… nggak jadi naik mobil ya, nanti di kampung pake apa buat wara-wiri?”

Ibu B: “Wah, itu sih gampang, suami saya kan PNS yang punya jabatan, begitu tiba di bandara , tinggal telpon saja, supir dan mobil sudah di antar dari kantor cabang yang terdekat .”

Sepulang dari acara itu, diperjalanan pulang saya berbincang-bincang dengan istri. Saya bilang, “Hare gene masih ada yang bangga ya Bu memanfaatkan fasilitas Negara buat kepentingan pribadi?”

“Ya Pah, padahal kasus KPK sudah sedemikian merebaknya, orang masih saja belum kapok, manfaatin fasilitas kantor buat pribadi itu kan termasuk korupsi ,” ungkap istri saya.

Pernyataan istri saya pun saya amini, dengan penuh berdecak, dan geleng-geleng kepala. Ternyata semua peristiwa yang mengemuka akhir-akhir ini tidak begitu ber-effect secara langsung kepada para pejabat negri ini, termasuk istri dan keluarganya. Budaya malu belum lah tercipta dengan sendirinya.

Kalaulah teman kami, yang menurut istrinya pejabat PNS itu benar-benar menggunakan fasilitas Negara berupa kendaraan roda empat di kantor cabang itu terlaksana, pertanyaan berikutnya adalah, bensin yang mereka “bakar” siapa yang tanggung? Kalau dibebankan juga ke kantornya, bukankah itu adalah uang Negara? Alias uang rakyat juga?.

Kalau selama liburan yang kira-kira sepuluh hari itu mereka habiskan dengan menggunakan kendaraan pelat merah itu, dengan “membakar” bensin katakanlah Rp.100.000,- per hari, dan asumsi rental Rp.350.000,- per hari, bukankah Negara telah dirugikan sebesar Rp.4.500.000,- ????

Andaikan di tiap propinsi ada 1000 orang yang melakukan hal di atas, berapa kerugian Negara di akhir tahun ini? Hitung sendiri saja ya, mudah-mudahan anda bukan salah satu dari mereka.

Salam Sukses, Salam peduli asset Negara.

Jl.Padjajaran, Bogor 18 Desember 2009

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun