Mohon tunggu...
Doharman Sitopu
Doharman Sitopu Mohon Tunggu... Penulis - Manajemen dan Motivasi

Seorang Pembelajar berbasis etos , Founder sebuah lembaga Training Consulting, Alumni YOKOHAMA KENSHU CENTER--JAPAN, Alumni PROAKTIF SCHOOLEN JAKARTA, Penulis buku "Menjadi Ghost Writer"--Chitra Dega Publishing 2010, Founder sebuah perusahaan Mechanical Electrical (Khususnya HVAC), Magister dalam ilmu manajemen, Memiliki impian menjadi Guru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Laik Jalankah Mereka?

28 Juli 2010   18:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:31 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_207808" align="alignleft" width="300" caption="Siapa tanggungjawab?"][/caption]

Memasuki minggu ke dua di bulan juni ini, saya telah menyaksikan drama pembantaian anak manusia di sepanjang jalan narogong Bekasi. Jalan yang saya lalui sehari-hari. Kejadian pertama, antara penghujung bulan Mei dengan awal bulan Juni 2010 yang lalu. Sebuah kontainer menyeruduk sebuah warung tenda pecel lele, persis di depan sebuah pabrik garmen. Tak tanggung-tanggung, 8 nyawa melayang begitu saja. Mereka adalah para pekerja garmen yang sedang menikmati makan malamnya. Namun apa daya, makan malam itu tak pernah berakhir. Disinyalir sang supir yang tak mampu menguasai arah kendaraanlah sebagai penyebab. Namun secara pasti belum dapat disimpulkan. Konon masih diteliti.

Kejadian kedua, pada tanggal 2 Juni yang lalu, peristiwa serupa terjadi lagi. Jika kejadian pertama ada di sekitar kecamatan bantar gebang, kejadian ke dua ini berada di kecamatan Bojong Rawa lumbu.

Lagi-lagi sebuah Kontainer yang lepas kendali "menghajar" sebuah rumah di pinggir jalan. Saya tidak mengetahui berapa korban yang harus meregang nyawa kali ini, yang dapat saya saksikan adalah kabin tempat sopir sudah hancur tak berbentuk bagaikan bubur. Tak kuasa rasanya memerhatikan si supir yang tak berbentuk itu terjepit antara tembok dengan peti kontainer. Lagi-lagi pengendalian yang bermasalah. Jika tidak karena human error, pastilah problem teknis kendaraan.

Kejadian ketiga, tak bosan-bosannya jalan raya bikin heboh, pagi hari pada tanggal 7 Juni yang lalu, jalanan sepanjang jalan raya narogong terserang macet. Dari kejauhan saya sudah gelisah, karena dikhawatirkan terlambat tiba di kantor. Ada apa gerangan? Mengapa jalanan selalu macet. Ahh!! Padahal, sudah berangkat lebih awal dari biasanya.

Jika kejadian pertama dan kedua memakan korban, tak demikian halnya dengan kejadia kali ini. Sebuah truck Built-up ex Singapura mogok melintang di jalan raya. Setelah melewatinya melalui badan jalan yang tersisa, saya memerhatikan as roda truck tersebut copot dari chasisnya. “Wah, jangan-jangan beberapa kejadian yang lalu penyebabnya serupa dengan yang satu ini,” Ujar saya dalam hati. Mungkin beberapa kendaraan naas itu memang tak laik jalan, namun dipaksakan jalan .

Walau rekaan ini tidak dapat dibuktikan dengan data akurat, melihat beberapa kejadian yang berawal dari pengendailan, maka layak untuk diangkat ke permukaan. Sudah terlalu banyak kejadian, sudah terlalu banyak nyawa melayang sia-sia, sudah demikian seringnya jalanan macet hanya gara-gara truck mogoklah, nyeruduklah, hilang kendalilah. Herannya semua kejadian itu melbatkan truck yang berumur dan bermuatan berat. Ada apa dengan truck-truck itu? Apakah rem kendaraan itu laik secara teknis? Apakah uji kelaikan telah dijalankan dengan prosedur yang benar? Apakah ada kepedulian dari pemiliknya? Atau hanya dipecuti untuk mengejar setoran? Hwo one Knows.

Pembaca budiman, dari faktor penyebab kejadian pada beberapa peristiwa yang saya ceritakan, di samping faktor manusia, faktor teknis juga tidak tertutup kemungkinannya. Kendaraan yang dipaksakan jalan, kendati tidak laik jalan. Bila itu yang terjadi, alangkah sedihnya nyawa-nyawa yang melayang tadi. Mereka dipaksa menyudahi hidupnya hanya demi sebuah kendaraan yangdipaksakan jalan memuaskan ego pemiliknya mencari kekayaan.

Saya ingatkan kepada kita semua pengguna jalan raya, terutama jalan raya yang banyak dilalui kendaraan berat, agar ekstra hati-hati. Kita tak tahu apakah rem kendaraan itu masih bekerja dengan baik atau tidak. Apakah supirnya diberi pengarahan yang memadai atau tidak. Apakah kendaraan itu masih dirawat dengan baik? Yang pasti supir dan kendaraannya ditarget oleh perusahaannya. Oleh karenanya, hati-hatilah. Hindari berdekatan dengan mereka. Bila berpapasan, mengalahlah. Dahulukan mereka, ketimbang anda diserempet atau diseruduk.

Bila anda adalah pemilik maskapai forwarding yang lalu-lalang di jalan raya, perhatikanlah kelaikan teknis kendaraan anda. Berikan pula pengarahan dan pelatihan yang memadai pada supir yang mengemudikannya.Ingat, nyawa-nyawa yang melayang itu terbuang sia-sia. Mereka adalah arwah-arwah penasaran yang mati penasaran. Bila hal itu terjadi menimpa keluarga anda bagaimana rasanya? Sudah saatnya Pemerintah bertindak. Jangan berikan ijin kendaraan tak laik jalan. Bila perlu, tegurlah pemiliknya, bukannya berkolusi dengan mereka. Ingat arwah-arwah itu, harus dipertanggungjawabkan.

Salam peduli Kendaraan berat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun