Mohon tunggu...
Doharman Sitopu
Doharman Sitopu Mohon Tunggu... Penulis - Manajemen dan Motivasi

Seorang Pembelajar berbasis etos , Founder sebuah lembaga Training Consulting, Alumni YOKOHAMA KENSHU CENTER--JAPAN, Alumni PROAKTIF SCHOOLEN JAKARTA, Penulis buku "Menjadi Ghost Writer"--Chitra Dega Publishing 2010, Founder sebuah perusahaan Mechanical Electrical (Khususnya HVAC), Magister dalam ilmu manajemen, Memiliki impian menjadi Guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bad News is Good news

15 Desember 2009   11:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:56 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_71825" align="alignleft" width="285" caption="Kontradiksi"][/caption]

Kabar buruk adalah berita yang bagus. Judul tulisan ini merupakan adagium yang sering kita dengar. Namun walaupun begitu, entah mengapa Ia menggelitik perasaan saya dalam beberapa hari ini. Coba kita lihat, nggak usah jauh-jauh, di lingkungan kita berada. Asal judul pembicaraan atau pemberitaannya menyangkut korupsi, penyelewengan hukum, ketidak adilan seperti kasus Prita, tidak adanya kontribusi Barrack Obama buat Indonesia selaku orang yang pernah tinggal di Indonesia, Kasus Bank Century, atau kasus KPK yang berbulan-bulan mendominasi pemberitaan, dan lain-lain dan seterusnya…pastilah “Hot” untuk dibahas.

Inti dari semua pemberitaan itu adalah “Bad News” yang kadang-kadang dibumbui oleh sensasi yang dilebih-lebihkan, untuk menarik perhatian. Atau kita juga tidak sadar, kalau di dalam berita-berita buruk tersebut telah diselipkan juga pemanis yang berupa gossip. Namanya juga gossip (digosok makin siip), namun dengan ketidak adaan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, maka berita itu akan masuk dalam kategori bad news.

Sudah sifat naluriah manusia barang kali, untuk cenderung menyenangi berita yang berbau gossip, sensasi, ataupun kabar buruk lainya. Lihat saja kabar perceraian para selebritis, laris manis apa bila ditaruh pada Headline sebuah media. Cermati juga kabar yang disampaikan oleh Film 2012 yang sensasional itu. Begitu ada tulisan yang berbau 2012, pastilah menarik perhatian para pemirsa dan pembaca media.

Lain halnya, apabila sebuah pemberitaan yang mengisahkan kebaikan orang lain, atau sebuah organisasi. Sangatlah sulit untuk merebak ke seantero kita. Di sinilah berlaku kebalikan dari judul ini, yaitu Good News is Bad News. Kabar baik adalah kabar buruk, yaitu tidak begitu menarik, apalagi dilihat dari sisi bisnis. Entah karena apa. Tapi coba kita taruh sedikit kata-kata sensasional di dalamnya, pembaca pun akan tertarik bak semut mengerumuni gula. Sesegera mungkin mereka akan mengonsumsi berita itu dengan lahapnya.

Pembaca sekalian, hendaknya kita tidak termasuk di dalam kalangan yang saya ceritakan di atas. Kebenaran adalah kebenaran. Ia akan teruji pada akhirnya, hanya waktu jua yang akan membuktikanya. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan minat dan apresiasi kita terhadap kabar baik, yang walaupun ia tidak dibumbui oleh berita-berita yang sensasional, tidak dibubuhi gossip dan kabar buruk lainya. Yakinlah suatu saat pemikiran kita akan lebih positif dan produktif.

Akhir kata, saya ucapkan selamat menggemari Good News.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun