Mengusung pedang kian tajam.
Dipatik segelintir, membara membahana.
Terkadang membawa asa.
Terkadang membawa pantulan.
Jernih danau atau retorika jiwa.
Tapi semua berhikmah, tinggal darimana jendela jiwa menerka.
Siapa yang tahu, hanya yang beretorika.
Melempar virus penuh bayang.
Hanya dia dan nirwana.
Lihat tapi buta?
Dengar tapi tuli?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!