Mohon tunggu...
Abdullah M Umar
Abdullah M Umar Mohon Tunggu... -

TKI di Jeddah, asal Jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ultah SIJ ke-54, Saatnya Dapet Kado Gedung Sekolah

28 Januari 2018   19:00 Diperbarui: 28 Januari 2018   19:16 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyambut HUT SIJ yang ke-54 pada Januari 2018 ini, pemerintah diharapkan dapat memperbaiki wajah Sekolah Perwakilan Indonesia di Arab Saudi dengan mendirikan gedung sekolah sendiri.

Kunjungan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdul Aziz ke Indonesia pada minggu pertama bulan Maret 2017 lalu merupakan kunjungan bersejarah yang sangat fenomenal dalam sejarah hubungan diplomatic RI-KSA yang dimulai sejak 1 Mei 1950. Untuk itu bisa dikatakan hubungan antar kedua negara sedang dalam puncak-puncaknya. Atau dalam istilah Duta Besar RI untuk KSA Bapak Agus Maftuh Abegebriel hub RI-KSA saat ini dalam masa keemasan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan terjalinya hubungan baik antar pemerintah kedua negara, maka hubungan people to people contact yang secara historis sudah mengakar sejak pra kemerdekaan akan semakin erat lagi sehingga membutuhkan sarana dan prasarana untuk menjaga dan melestarikan hubungan baik tersebut. Terlebih lagi Arab Saudi merupakan negara tujuan umat islam karena adanya dua kota suci Mekkah dan Madinah yang tidak akan pernah berhenti dikunjungi, disamping juga sebagai negara tujuan penempatan TKI yang sudah berlangsung sejak tahun 1970an.

Salah satu sarana penunjang promosi budaya Indonesia di Arab Saudi adalah gedung sekolah Perwakilan RI yang merupakan symbol Indonesia di Arab Saudi.

Saat ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk memiliki dan membangun gedung sendiri di Jeddah mengingat harga property yang sedang turun di Arab Saudi karena factor ekonomi, terlebih lagi kondisi sekolah saat ini yang sangat jauh dari standard layak.

Sekolah Indonesia Jeddah saat ini menempati gedung sewaan tua dengan luas tanah 2300 meter persegi yang memiliki 23 ruangan (kelas) sedangkan SIJ saat ini memiliki 46 rombongan belajar untuk menampung sebanyak 1291 siswa lebih. Sebagai konsekwensinya para siswa harus belajar secara berdesak-desakan, sehingga harus disiasati dengan membaginya menjadi 3 shift pagi, siang dan sore. Dengan demikian para guru pun terpaksa harus mengajar dari pagi hingga sore, mulai pukul 07 hingga 17.00.

Akibat dari kurangnya kelas dan fasilitas yang ada pada SIJ maka seluruh kegiatan ektra kulikuler tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Padahal siswa SIJ memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa menguasai lebih dari sekedar kurikulum nasional. Para murid mestinya dapat diberikan mata pelajaran bermuatan local seperti Bahasa Arab, Hafalan Quran, Manasik Haji dan Umroh, Sejarah dan Budaya Saudi dll.

Sehingga lulusanya dapat bersaing dengan lulusan Sekolah Negara lain di Jeddah yang sudah memiliki Sekolah internasional seperti Bangladesh Internasional School, Pakistan internasional school, India Internasional school bahkan Ethiopian Internasional School untuk mengahadapi visi baru Arab Saudi 2030 yang menaruh perhatian lebih terhadap pembangunan SDM.

Para guru pun tidak memiliki kantor yang nyaman sehingga persiapan belajar dan mengajar banyak dilakukan di rumah masing-masing. Maka memiliki/membangun gedung memiliki tingkat urgensi yang sangat tinggi.

Semakin lama menunda investasi pada gedung sekolah maka semakin mahal biaya yang akan ditanggung di kemudian hari. Belum lagi ditambah dengan social cost yang dialami oleh anak bangsa, anak para pahlawan devisa yang menghasilkan tidak kurang dari Rp, Rp 36,9 triliun pada tahun 2016(remitensi dari Arab Saudi, data BNP2TKI tahun 2016) bagi Republik Indonesia.

Dengan kebutuhan kurang lebih 7500 m2 untuk tanah dan bangunan (sesuai standar persyaratan Pemkot Jeddah) tampaknya merupakan hal yang sederhana jika ada keinginan kuat dari pemerintah untuk memajukan sector pendidikan sekaligus promosi budaya Indonesia di Arab Saudi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun