Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Halftime Show Super Bowl “Ter-Michael Jackson”

4 Februari 2015   17:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:50 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Super Bowl telah menjadi agenda tahunan yang sangat dinanti oleh penggemar sepak bola ala Amerika alias American Football. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Super Bowl tahun ini kembali digelar pada hari Minggu (1/2) malam atau Senin (2/2) pagi waktu Indonesia. Kali ini Super Bowl XLIX (49) yang digelar di di University of Phoenix Stadium Arizona mempertemukan New England Patriots dengan Seattle Seahawks.

Namun bukan serunya pertandingan yang akhirnya dimenangkan oleh New Englad Patriots yang akan saya bahas, meskipun kemudian partai final kali ini diklaim sebagai Super Bowl paling seru sepanjang sejarah. Sebagai orang yang awam tentang American Footbal, saya justru lebih tertarik untuk mencermati pertunjukan di waktu jeda turun minum (halftime).

Super Bowl Half Time Show bukan sekedar pertunjukan pengisi waktu turun minum. Dari yang awalnya hanya diisi pertunjukan marching band dan parade karakter Disney, kini telah menjelma menjadi pertunjukan megah dan spektakuler. Terakhir Katy Perry, Lenny Kravitz dan Missy Elliot tampil pada gelaran Halftime Show pada Super Bowl XLIX kemarin. Tentu saja seperti biasa, penonton kembali disuguhi pertunjukan megah dan spektakuler yang kemudian tercatat sebagai Halftime Show yang paling banyak ditonton dalam sejarah sejarah.

Sederet artis ternama pernah tampil di Super Bowl Halftime Shows, mulai New Kids On The Block hingga terakhir Katy Perry. Namun dari sekian banyak performers, bagi saya pribadi hanya Michael Jackson yang penampilannya masih sangat saya ingat dan menurut saya paling megah dan spektakuler. Sangat subyektif memang, sebab sudah lama saya menjadi fans beratnya. Video penampilannya pada Halftime Show tersebut entah sudah berapa kali saya tonton.

Tapi jika kita bicara fakta, penampilan Michael Jackson pada tahun 1993 mengawali era baru Halftime Show dengan performer tunggal dalam sekala besar dan spektakuler. Meskipun sebelumnya New Kids On The Block (1991) dan Gloria Estefan (1992) sudah memulai era modernisasi Halftime Show, namun skalanya belum semegah yang ditampilkan Michael Jackson.

Tak dapat dipungkiri penampilan Michael Jackson saat itu menjadi daya tarik yang sangat kuat. Bahkan Super Bowl XVII dan Halftime Shownya ketika itu tercatat sebagai acara yang paling banyak ditonton dalam sejarah pertelevisian Amerika. Sejak kesuksesan penampilan Michael Jackson inilah NFL mulai menggandeng bintang-bintang besar dunia untuk menggaet penonton dan pemirsa televisi sebanyak-banyaknya.

Begitu besarnya daya tarik dan popularitas Michael Jackson yang ketika itu baru saja merilis album Dangerous bisa jadi merupakan salah satu sebab sehingga salah satu stasiun TV swasta kita saat itu menayangkannya secara live. Seingat dan sepengetahuan saya, setelah tayangan live tersebut belum pernah lagi stasiun TV kita menyangkan secara langsungSuper Bowl di tahun-tahun berikutnya hingga Super Bowl terkini dengan penampilan Katy Perry kemarin.

Super Bowl XXVII digelar pada hari Minggu, 31 Januari 1993 di Rose Bowl Stadium Pasedena California antara Buffalo Bills melawan Dallas Cowboys. Karena perbedaan zona waktu maka live di Indonesia sudah masuk Senin pagi, 1 Pebruari 1993. Karena tayang live Senin pagi, saya yang saat itu masih kelas 2 SMP nyaris bolos sekolah dan hanya bisa menyaksikan sekejap penampilan Michael Jackson sebab harus buru-buru berangkat sekolah.

Penampilan Michael Jackson ketika itu terbukti fantastis, mengejutkan dan memorable. Caranya masuk memulai pertunjukan membuat seisi stadion bergemuruh sekaligus geregetan. Diawali penampakan Michael pada layar jumbo tron di dua sudut stadion. Seketika itu pula muncul dua sosok Michael Jackson di atas kedua layar Jumbo Tron. Tentu saja dua sosok yang berdiri diatas jumbo tron itu bukan Michael Jackson yang asli melainkan impersonatornya. Penontonpun mulai histeris! Namun kejutan masih terus berlanjut.

Penonton terus dibuat histeris sekaligus penasaran. Betapa tidak, Michael Jackson yang asli tiba-tiba muncul di atas panggung kemudian berdiri diam seperti patung menatap penonton yang terus bergemuruh meneriakkan namanya. Satu menit kemudian baru ada gerakan, tapi penonton semakin dibuat geregetan sebab ia justru hanya memalingkan muka ke arah sebaliknya seolah sedang mengamati setiap sudut stadion. Baru setelah 30 detik kemudian ia memulai pertunjukan. Ya, Michael sukses mengaduk-aduk emosi dan histeria penonton hanya dengan aksi diamnya selama lebih dari 1,5 menit.

Pertunjukanpun dimulai! “Jam” menjadi pembuka dengan gerakan dance Michael diiringi penari latar yang dinamis dan enerjik. Hanya sebentar kemudian Michael tampil sendiri membawakan “Billie Jean”, tentu saja dengan gerakan Moonwalk yang sangat termasyhur itu. Tak berlama-lama dengan ”Billie Jean” dilanjutkan dengan “Black or White”, salah satu lagu andalan dalam album Dangerous. Memasuki menitke 6, medley 3 lagu itupun berakhir dan Michael hilang di tengah kepulan asap putih.

Beberapa menit kemudian, peristiwa luar biasa kembali terjadi. Penonton yang memadati seluruh kursi di dalam stadion mengangkat tanda berwarna khusus yang telah disiapkan penyelenggara. Tentunya dengan warna yang berbeda untuk setiap kursi, mengikuti konfigurasi gambar yang akan dimunculkan. Hasilnya luar biasa! Munculah gambar anak-anak dari berbagai ras sedang bergandengan tangan dalam ukuran raksasa di sepanjang tribun stadion. Gambar ini tentu saja terlihat jelas saat diambil dari atas stadion. Gambar ini kemudian makin menegaskan pesan yang ingin disampaikan Michael Jackson lewat lagu yang dibawakannya.

“We Are The World” mengiringi proses terbentuknya konfigurasi gambar dilanjutkan lagu inspiratif dan menyentuh “Heal The World” yang dinyanyikan Michael bersama 3.500 anak. Show spektakuler itupun ditutup dengan cara yang lagi-lagi tak terduga. Balon raksasa berbentuk bola dunia tiba-tiba menyembul dari tengah panggung dan terus mengembang hingga show benar-benar berakhir.

Penampilan Michael Jackson pada Halftime Show tersebut oleh banyak pengamat dan kritikus diakui sebagai salah satu penampilan terbaik sepanjang sejarah Super Bowl Halftime Shows. Bahkan hingga kini, penampilan Michael Jackson itu diklaim sebagai Halftime Show termegah dan paling spektakuler sepanjang sejarah Super Bowl. Jika kini ada beberapa artikel yang ditulis pengamat pertunjukan menempatkan penampilan bintang-bintang lainnya sebagai halftime show terbaik, mereka sudah sepatutnya berterima kasih kepada Michael Jackson yang telah membuka jalan untuk tampil pada ajang bergengsi tersebut.

Michael Jackson sengaja dipilih NFL ketika itu untuk menaikkan popularitas Super Bowl ke level yang lebih prestisius. Popularitas yang kembali meroket pasca direleasenya album Dangerous menjadi sebab dipilihnya sang Mega Bintang untuk tampil. Beruntung meskipun harus melalui proses yang cukup panjang untuk meyakinkannya, akhirnyaia bersedia tampil. Michael Jackson memang terkenal sebagai sosok yang perfeksionis dan tak mau sembarangan tampil live. Baru setelah diyakinkan bahwa show tersebut akan disiarkan live di 120 negara dan mampu menjangkau tempat-tempat yang belum pernah didatanginya, Michael pun setuju untuk tampil.

Pilihan NFL ternyata tak salah. Penampilan Michael Jackson di Halftime Show tersebut sukses menaikkan rating Super Bowl 8,6% dari tahun sebelumnya. Sejak saat itulah halftime yang sekedar menjadi waktu pengisi turun minum menjadi “Halftime Show” yang spektakuler. Sejak saat itu pula tiap tahun NFL selalu menghadirkan artis-artis papan atas untuk mengisi Halftime Show hingga menjadi event sangat dinanti.

Show ini sekarang telah menjelma menjadi ajang yang sangat bergengsi dan “mahal”. Halftime Show menjadi ajang promosi yang sangat efektif guna meroketkan popularitas siapapun yang bisa tampil disitu. Event ini juga menjadi ajang pembuktian kesuksesan dan esksistensi seorang bintang. Bahkan konon, artis yang akan tampil di Halftime Show tak mendapat bayaran bahkan justru harus membayar untuk tampil di ajang Super Sunday itu.

Di sinilah kehebatan Michael Jackson. Jika kini para bintang top berlomba-lomba untuk bisa tampil di ajang yang paling ditunggu pada kalender olah raga Amerika tersebut, Michael Jackson malah sebaliknya. Justru pihak NFL yang harus bersusah payah jauh-jauh hari meyakinkan dan memastikannya agar bersedia unjuk kehebatan.

Tahun 1993 di saat tehnologi belum secanggih saat ini, Michael Jackson mampu menyajikan pertunjukan berkualitas, spektakuler dan selalu dikenang sebagai yang terbaik. Di saat dunia masih belum mengenal jejaring sosial macam facebook, twitter dan instagram namun ia mampu menjaring jutaan orang untuk menyimak, membahas hingga memperdebatkan kehebatan pertunjukannya.

Sebagai seorang performer sejati, disamping berkat aura kebintangannya, Michael Jackson mampu mengoptimalkan kelebihan yang dimiliki menjadi daya tarik tersendiri dalam setiap penampilan termasuk Halftime Show. Bayangkan saja, show baru dimulai dan ia hanya berdiri diam tak bergerak selama hampir 2 menit tapi penonton sudah dibuat menggila dan riuh meneriakkan namanya. Kelebihan lain Michael Jackson bukan saja kualitas vokal yang khas, gerakan dance yang revolusioner dan penuh daya kejut namun juga spirit yang diusung dalam setiap lagu hingga tema setiap pertunjukannya.

Super Bowl Halftime Show tahun 1993 telah menjadi ajang pembuktian kualitas kebintangan seorang Michael Jackson yang kemudian menjadi standard kesuksesan penampilan bagi para performer berikut yang justru kebanyakan adalah para pemujanya. Sebut saja nama-nama seperti Janet Jackson, Justin Timberlake, Beyonce, Bruno Mars hingga Katy Perry yang notabene adalah penggemar berat dan terinspirasi olehnya.

Halftime Show ini juga memperlihatkan kepedulian sosial dan kepekaan Michael Jackson pada isu kemanusiaan. Suatu hal yang jarang bisa kita jumpai di dunia pertunjukan saat ini yang kebanyakan hanya menampilkan hal-hal berbau kenikmatan duniawi yang penuh sensasi dan mengumbar sensualitas. Tak heran jika lagu We Are The World dan Heal The World dipilih untuk menutup Halftime Show yang memorable tersebut.

Meskipun beberapa bulan kemudian Michael Jackson harus berurusan dengan hukum yang kemudian sempat menggocang karier dan pribadinya, namun ia telah sukses mencatatkan namanya sebagai pelopor Super Bowl Halftime Shows yang modern dan profesional. Itu pula yang membuka jalan bagi bintang-bintang berikutnya untuk semakin eksis dengan tampil di ajang bergengsi tersebut. Dan setiap kali Super Bowl digelar, Michael Jackson dan Haltime Shownya di tahun 1993 akan kembali dibahas dan dikenang sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun