Lagi-lagi Via Vallen menggugah hasrat saya untuk kembali menulis di akhir pekan ini. Tergelitik setelah melihatnya live di Instagram Sabtu (23/2) lewat malam. Tak hanya membalas komen penggemar, ia juga memutar beberapa lagu favoritnya sambil sesekali ikut berdendang.
Pada live Instagram jelang dini hari itu ia juga sempat memutar beberapa video klip coverannya termasuk cover "Perfect" Edd Sheeran yang banyak menuai pujian. Coveran ini juga telah saya bahas di artikel terdahulu yang judulnya sempat mengecoh dan diprotes beberapa Vyanisty yang tak utuh membaca artikel tersebut. Meski judulnya "Ketika Via Vallen Tak Sempurna Cover Lagu Perfect" tapi isinya sarat dengan support dan masukan positif untuk Via Vallen.
Ternyata, dan memang sudah jadi rahasia umum Vyanisty jika Via Vallen sangat familiar dengan lagu-lagu hits dari berbagai macam genre, tak hanya hits Indonesia tapi juga mancanegara. Pilihan lagu-lagunyapun tak hanya hits masa kini, tapi juga lagu-lagu top 40 tahun 90an dan awal 2000 macam "I'll Be Missing You," hitsnya Puff Daddy dan "So Sick"nya Ne-Yo.
Pagi harinya saya coba mengintip akun Youtube Via Vallen Official untuk kembali memutar beberapa video klip coveran terbarunya. Tak sampai dua minggu setelah cover "Perfect", dua video baru terupload di channel YouTube resminya itu. Tanggal 3 Pebruari 2018 video klip cover lagu "Banyu Langit" dibawakan Via dengan gaya berbeda dari aslinya. Jika "Perfect" yang slow dibawakan dengan gaya koplo, "Banyu Langit" yang aslinya dangdut dicover Via jadi slow mellow. Hingga artikel ini ditulis, video klip cover yang diunggah tanggal 3 Pebruari 2018 itu sudah ditonton lebih dari 775 ribu kali, dengan 10 ribu like dan 273 dislike.
Namun yang membuat saya surprised justru coveran terbarunya. Saat pertama kali menemukan video klip ini saya langsung berujar dalam hati, "Nah! Ini dia..." Via Vallen mengcover salah satu lagu hits band Indonesia favorit saya. Tanggal 7 Pebruari 2018 video klip cover hits Sheila on 7 "Sebuah Kisah Klasik" meluncur untuk pertama kali di channel Youtube resminya. Hingga tulisan ini terproses, video klip tersebut sudah ditonton lebih dari 580 ribu kali, dengan 11 ribu like dan 245 dislike.
Jujur saya sempat terkecoh saat pertama kali menonton video klip ini. Saya kira  akan ada kejutan "mengkoplo" lagu ini seperti beberapa coveran sebelumnya. Ternyata tidak ada irama dangdut koplo sama sekali di video klip berdurasi 4 menit 32 detik itu. Seperti Banyu Langit, Via Vallen mengcover "Sebuah Kisah Klasik" menjadi lagu slow mellow dengan instrument piano saja sebagai pengiringnya. Suara khas Via Vallen sangat kentara mendominasi sepanjang lagu yang terus mengalir sendu.
Ternyata band favorit Via Vallen sama dengan saya, sebagaimana dia juga fans berat Manchester United seperti saya walau mungkin tim yang difavoritkan beda generasi. Di kolom komentar video klip itu tertulis bahwa Sheila on 7 adalah band favorit Via Vallen dari jaman SD. Berarti ketika lagu itu hits ia masih kelas 4 atau 5 SD sebab album "Kisah Klasik untuk Masa Depan" yang di dalamnya ada lagu tersebut rilis tahun 2000, ketika usia Via Vallen masih 9 tahun.
Di usia yang terbilang masih anak-anak ketika itu, ternyata selera musik Via Vallen oke juga. Lagu-lagu Sheila on 7 yang easy listening memang mudah dicerna dan gampang melekat di ingatan. Jika Via masih SD ketika itu, saya sudah di tahun ketiga masa kuliah. Saya ingat betul lagu ini dan hits "Sephia" yang juga sealbum selalu setia menemani saat saya sedang menyusun skripsi.
Meski beda generasi, Via Vallen mampu menginterpretasikan lagu tersebut dengan gayanya sendiri yang penuh penghayatan. Ia sukses mengejutkan dan mengecoh saya, bahkan mungkin sebagian besar Vyanisty, yang mengira akan ada kejutan "mengkoplo" di pertengahan lagu. Ternyata ia membawakannya secara ngepop dengan tempo lambat.