Kamis (2/11/2017) kemarin Kabupaten Probolinggo kedatangan tamu istimewa. Untuk pertama kalinya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melaksanakan kunjungan kerja resmi ke Desa Brani Wetan Kecamatan Maron untuk meresmikan program Perhutanan Sosial.
Kunjungan Presiden Jokowi kali ini kembali menggugah hasrat untuk kembali membuka akun Kompasiana saya yang sudah cukup lama tak terisi tulisan. Terus terang, kedatangan Presiden Jokowi ke Probolinggo mengingatkan saya pada peristiwa 4,5 tahun lalu sekitar awal Mei 2013. Ketika itu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melaksanakan kunjungan kerja beberapa hari di Kabupaten dan Kota Probolinggo. Hanya saja waktu itu posisi saya tak seperti sekarang.
Ketika itu saya masih berstatus sebagai pegawai di salah satu Kecamatan di dataran agak tinggi Kabupaten Probolinggo dengan segala keterbatasannya. Untuk bisa melihat langsung, bertatap muka atau bahkan berjabat tangan dengan Presiden rasanya suatu hal yang mustahil bisa dialami seorang PNS daerah pedalaman seperti posisi saya saat itu.
Oleh karenanya, ketika Pak SBY datang berkunjung dan rekan-rekan dengan tugas terkait sibuk mempersiapkan penyambutan dan peliputan, saya tenang-tenang saja. Seperti masyarakat kebanyakan lainnya, saya dan keluarga memilih berdiri menunggu di pinggir jalan depan rumah kami yang kebetulan dilewati rombongan Presiden ketika itu.
Iseng-iseng pengalaman berdiri di pinggir jalan bersama Nia putri saya yang berceloteh "Nyuwun duwite Pak, buat beli es krim" saya tulis di Kompasiana. Alhasil tulisan berjudul "Ketika Pak Presiden Lewat Depan Rumah Kami itu" mendapat respon dari lingkaran terdekat Presiden SBY dan saya pun mendapat kesempatan untuk bertemu, berdiskusi bahkan berjabat tangan dengan Presiden ke-6 RI tersebut.
Kini, saya tak lagi harus berdiri di pinggir jalan untuk bisa melihat langsung wajah Presiden Jokowi, sebab sekarang saya bisa dengan bebas masuk ke lokasi kegiatan dengan akses berupa id card dari Korem/Kodim setempat. Kebetulan sejak April lalu saya kembali ditempatkan di dinas yang berhubungan dengan peliputan, publikasi kegiatan pemerintahan dan kemitraan dengan media.Â
Kesibukan mulai terasa beberapa hari jelang kedatangan Presiden. Pemerintah daerah, meskipun bukan pihak yang punya gawe, namun sebagai tuan rumah juga dibuat sibuk, termasuk saya yang setidaknya juga ikut-ikutan sok sibuk.
 Jika dulu hanya bisa memantau rencana kunjungan Presiden lewat media, sekarang saya bisa mengetahui langsung rundown kegiatan Presiden, karena kebetulan saya yang diminta bantuan untuk jadi juru ketik dengan jaminan tak akan membocorkan/mempublikasikan rundown tersebut sebelum ada perintah resmi.
Saya bisa merasakan betapa sibuknya para petinggi dan pejabat terkait, bahkan mungkin dengan sedikit kekhawatiran jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atau acara berlangsung tidak sesuai rencana. Betapapun merakyatnya Pak Jokowi dengan segala kesederhanaannya, tapi yang namanya Kepala Negara jika berkunjung harus disambut sebaik mungkin dan dijamin kenyamanan dan keamanannya, sesuai prosedur standar yang sudah ditetapkan.
Hingga saat hari H tiba, Kamis pagi saya dan beberapa teman yang ditugasi untuk meliput dan mendokumentasikan segara berangkat ke lokasi. Sengaja kami tiba sangat pagi sekira pukul 06.00 WIB dengan harapan suasana belum terlalu ramai dan penjagaan belum terlalu ketat.
Berbekal id card bertuliskan "PERS" cukup mudah bagi kami untuk menembus beberapa lapis penjagaan hingga akhirnya bisa masuk ke dalam tenda lokasi acara digelar, berbaur bersama seribuan undangan dan puluhan rekan-rekan media yang mulai sibuk mencari posisi strategis untuk mendapatkan view terbaik dengan keterbatasan posisi yang diperbolehkan.