Akhir tahun 2016 kemarin Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo mendadak populer. Kecamatan yang berlokasi kurang lebih 10 kilometer arah selatan Kota Kraksaan itu mendadak ikut terkenal karena sosok Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Setiap hari bahkan hampir setiap jam kabar seputar Dimas Kanjeng yang padepokannya berlokasi di Kecamatan Gading, tepatnya di Desa Wangkal dan Desa Gading Wetan itu muncul di televisi. Belum lagi berbagai ulasan yang terus muncul di media cetak dan media online.
Demikian pula dengan padepokannya di Desa Wangkal dan Gading Wetan seolah menjadi obyek wisata baru. Jika sebelumnya hanya ramai dengan aktivitas pengikutnya, belakangan padepokan tersebut ramai dikunjungi masyarakat yang datang dari dalam daerah maupun luar Probolinggo. Â
Namun popularitas tersebut  menjadi dilema dan membuat miris sebagian kalangan. Betapa tidak, Kecamatan Gading dan Kabupaten Probolinggo jadi terkenal lewat cara yang kontroversial karena terungkapnya tindak kejahatan yang dilakukan salah satu warganya itu.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, muncul keinginan dari beberapa gelintir orang yang peduli untuk mengalihkan popularitas Kecamatan Gading ke arah yang positif. Dari diskusi yang melibatkan unsur pemerintah Kecamatan, beberapa Kepala Desa dan tokoh masyarakat muncul ide untuk memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada, khususnya di wilayah timur Kecamatan Gading.
Diawali pembinaan oleh pihak Pemerintah Kecamatan Gading yang salah satunya dilakukan melalui forum musyawarah desa, terjaring 4 (empat) Desa yang berniat untuk mengoptimalkan sumber daya alamnya yakni Desa Sentul, Desa Betek Taman, Desa Batur dan Desa Gading Wetan. Selanjutnya di awal bulan Desember 2016 keempat Desa tersebut melakukan studi banding pengelolaan aliran sungai untuk wisata olahraga air ke Kecamatan Tiris yang merupakan tetangga Kecamatan Gading.
Sepulang studi banding itulah mulai nampak keseriusan untuk memanfaatkan potensi sungai yang ada di beberapa Desa tersebut. Desa Sentul dan Desa Gading Wetan yang memiliki potensi sungai dengan arusnya yang cukup deras fokus pada pengembangan paket wisata olah raga arung jeram menggunakan ban yang lebih populer dengan sebutan river tubing. Sementara Desa Batur dan Desa Betek Taman pada pengembangan wisata alam memanfaatkan potensi hutan yang memang cukup luas di wilayahnya.
Kini, yang mulai nampak pesat perkembangannya adalah river tubing di Desa Sentul dan Desa Gading Wetan. Sebenarnya olahraga air semacam ini bukan hal baru untuk masyarakat Kecamatan Gading dan sekitarnya. Di wilayah barat Kecamatan Gading, tepatnya di Desa Condong sudah lama beroperasi wisata arung jeram yang dikelola oleh oleh operator rafting milik swasta Songa Adventure.
Kemunculan river tubing di Desa Sentul dan Desa Gading Wetan ini diproyeksikan sebagai pelopor pengelolaan paket wisata olahraga air oleh pemerintah dan masyarakat desa. Berbagai aspek pendukung terus dibenahi dan dilengkapi oleh pengelola river tubing di dua desa tersebut. Terlebih lagi Kepala Desa sangat antusias mendukung pengembangan olahraga pemacu adrenalin ini. Bahkan untuk profesionalitas dan kesinambungan, pengelolaan river tubing di Desa Sentul dan Gading Wetan berada dalam wadah Badan Usaha Milik Desa(BUMDes).
Dengan dikelola BUMDes, masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan dan pengembangannya. Melalui BUMDes dimungkinkan untuk melakukan pengembangan usaha menjadi lebih variatif, tak hanya terbatas pada river tubing tapi juga pengembangan jenis usaha dan fasilitas pendukung lainnya.
Kepala Desa Sentul Timbul Sujatmoko menjelaskan, olah raga river tubing sengaja dipilih sebab kondisi alam setempat sangat mendukung. Desa Sentul memang dilalui aliran sungai Pancarglagas yang terkenal dengan puluhan jeram dan arus derasnya serta debit air yang stabil.