Mohon tunggu...
Dody Kudji Lede
Dody Kudji Lede Mohon Tunggu... profesional -

Laki-laki, gagap, sering gugup tapi cuek, Ingin belajar tapi gak pernah sekolah,suka baca tapi gak punya waktu, pekerja keras tapi belum punya kerja, pemalu tapi punya prinsip, slalu mncintai tapi tak pernah dicintai, jarang berdoa tapi takut Tuhan... Saat ini tinggal di Kupang - NTT

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada Penguasa Jagat

9 Oktober 2010   11:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:34 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kuda tua penarik pedati rongsok
Kusirnya gadis rupawan dengan tubuh seharum melati
Pakaiannya dari bahan tembus pandang menggoda iman tuan
Membawa belati selundupan untuk perang geng
Tolong tuan ratakan jalan biar kereta puan lewat

Sudah tuan lepaskan semua belenggu penjahat
Tuan bilang hukum tak perlu ditegakan
Biarkan penjahat teriak tembak mati penjahat
Maling teriak maling
Orang mati bunuh orang mati
Yang selamat biar lari tak usah kejar
Selamat tinggal damai…

Sudah tuan lelehkan seribu liter darah
Patahkan leher-leher yang tengadah ke langit dengan doa harap
Ini itu tak boleh lagi bagi kami
Aturan untuk kami jalankan hanya untuk kenyangkan perut tuan
Sedang anak bini kami didera lapar hingga mati tuan tak peduli
Janji manis tuan telah seperti potassium
Langsung membunuh tanpa ampun.
Harapan kami akan damai sudah setipis ari tuan…
Sudah saatkah kami ucap Selamat jalan damai pada tuan?

Kenapa tuan tak langsung saja beri kami kiamat
Biar terbunuh serentak semua harapan kami
Kenapa tuan tak langsung pecahkan saja kepala kami dengan gada
Hantam itu kuat-kuat biar tuan puas menyeringai
Minum juga darah kami biar tuan jangan dahaga
Kami telah lelah berkeluh tuan…
Sebab keluh kami tak akan lagi tuan dengar

Tuan sudah bebas buat apa saja sekarang
Tak ada yang mengekang tuan
Selamat menikmati hidupmu tuanku…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun