Rentang waktu panjang melukis kisah
Kau jelajahi lorong-lorong hidup tak kenal rintang
Dalam babak bahagia kau ada
Dalam babak kesedihan pun kau ada
Hanya dengan kasih kau renda hari-hari
Tiap tarikan nafas terucap syukur
Tiap nadi berdenyut selalu teriring harapan
Tak pernah kau tontonkan kesedihan
Seolah itu memang tak pernah ada dalam hidup
Seribu pena teraut tak cukup mengisah pengorbanan
Akan tetes keringat yang tak pernah dikeluhkan
Akan tiap noktah darah perih yang tak pernah dirintihkan
Letihmu bagiku adalah inspirasi
Doamu kekuatan bagi langkah tetap menapak jejak
Kau ajarkan, hidup adalah kerendahan hati
Kau ajarkan, hidup adalah kebaikan
Kau ajarkan, hidup adalah berbagi
Kau sejajarkan kesombongan
sederajat iblis berlumur racun
Bagimu, di mana ada cahaya,
di situ nama baik dijunjung
Ibundaku tercinta
Banggaku padamu tanpa kata
Cintaku padamu memang tiada ditindakan
Namun, setiap saat seribu rinduku
ingin bersua pelukanmu
Jika tak pernah ku diajari kedewasaan
Masih ku ingin jadi anak kecil dipangkumu
Ibundaku tercinta
Pada hari jadimu ini
Ananda tunduk diam dalam sujud padaNYA
Segala doa terujar hanya bagi kekal umurmu
Maafkan ananda belum bisa jadi kebanggaan
Bahkan masih sering memberi gores perih hatimu
Sesungguhnya tak pernah henti tangisku
oleh sesal melukaimu
Selamat ulang tahun ibundaku
Selamat ulang tahun kebanggaanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H