Suatu ketika ada dua orang sahabat sedang bercengkrama dalam heningnya malam.Â
"Eh, katanya dunia lagi sayang sama kamu ya?" Ucap Rio pada sahabatnya Edo.Â
"Iya, nih. Bahkan hari ini sepatuku hilang jadi aku telat ke sekolah dan bisa bolos pelajaran olahraga" Jawab Edo.Â
"Kamu gak suka olahraga?"
"Suka. Tapi aku gak punya seragamnya"
Ya, mereka sering kali menyelipkan sindiran pada setiap percakapan yang mereka mulai. Mereka selalu berfikir bahwa dunia pasti akan berjalan sesuai pikirannya. Bisa dibilang mereka berdua egois. Saking egoisnya, mereka berdua sampai berfikir bahwa mencintai dirinya sendiri pun bisa melukai.Â
Edo sedang galau karena dia tidak bisa move on dari wanita yang dulu pernah menjadi kekasihnya.
Rio kembali memulai percakapan pada Edo, "Kamu harus berhenti mencari pembenaran dari luka yang kamu peroleh karena menggenggam tangan yang salah". Kemudian Edo merenung, matanya mulai berkaca-kaca, "Tapi aku sangat yakin wanita yang aku cintai sekarang beda dengan yang dulu!"
Sambil tersenyum Rio berkata, "Jangan mengulang luka lama dengan alasan ingin lupa"
"Perang berakhir, para penjahat telah mati, halaman hidupmu telah mencapai halaman paling belakang. Aku yakin, akhir bahagia akan segera di bacakan. Kamu akan menjadi sosok pahlawan dan semua orang yang berada didekat mu akan berkata "Sekarang waktunya beristirahat""