Mohon tunggu...
Dodi Putra Tanjung
Dodi Putra Tanjung Mohon Tunggu... Relawan - Penggiat Sosial

Penggiat Sosial, Relawan dan Pemerhati Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stop Berita Hoax dan Narasi Provokasi, Penyebar Hoax Golongan Fasik dan Bodoh

26 Desember 2023   22:01 Diperbarui: 27 Desember 2023   00:03 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Galeri Dodi Putra Tanjung

Oleh : Dodi Putra Tanjung

QS. Al-Hujurat Ayat 6, artinya :

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu".

Mengkaji tafsir QS. al-Hujurat: 6 ini juga memberikan pemahaman bahwa sebelum menerima atau menyebarkan suatu berita, hendaklah ber-tabayyun atau mengecek, apakah berita yang diterima dan akan disebarkan tersebut tidak mengandung unsur kedustaan atau dapat merugikan orang lain.

Sebagai bentuk kewaspadaan, pada ayat ini (Hujurat ;6) Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya benar-benar meneliti berita yang berasal dari orang-orang yang fasik, sehingga nantinya tidak ada yang mengambil keputusan dan melakukan tindakan berdasarkan perkataan dari orang fasik tersebut.

Maraknya isu hoaks ini juga tidak terlepas dari rendahnya literasi dan budaya baca dikalangan masyarakat kita. Termasuk juga tidak paham teknologi digital yang memudahkan orang untuk mengedit photo dan video untuk kepentingan mereka. Kemudian di share diberbagai platform media sosial secara acak dan berulang. Dan dianggap benar oleh masyarakat yang rendah literasi serta gagap teknologi.

Jelang perhelatan pemilu 14 Februari 2024 mendatang, intensitas berita hoax dan fitnah yang menyerang para capres dan cawapres akan mengalami peningkatan, biasanya ini juga akan berimbas kepada para caleg di daerah. Hal ini dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu, bisa dari pendukung masing-masing atau pihak lain yang ingin membuat kisruh pemilu nanti.

Agama islam menganjurkan ummatnya untuk berhati-hati dan selalu mengecek informasi dan berita yang diterima terlebih dahulu. Secara bahasa keagamaan hal ini disebut tabayyun.

Para penggiat media sosial yang diharapkan sebagai penyeimbang justru juga ikut memainkan peran men-share dan mempublikasikan berita-berita yang berisi narasi provokasi dan ujaran kebencian yang menyerang para kontestan pemilu, baik itu piplres maupun pileg.

Nah, terkait fenomena tersebut, penulis menghimbau kepada penggiat media sosial, khususnya generasi milenial dan para influencer untuk bisa menjadi tameng memberikan pencerahan kepada masyarakat akan bahaya berita hoax dan berita fitnah jelang dan sesudah perhelatan pemilu ini. Kita tidak berharap masyarakat terbelah lagi seperti pemilu pada periode lalu. Cukup saja aksi demontrasi yang berujung anarkis seperti pemilu yang lalu baik, itu pilpres 2019 ataupun pilkada DKI 2017, tidak terjadi lagi pada pemilu 2024 nanti. Cukuplah isu agama dihembuskan untuk meraih pilihan, cukuplah isu PKI dan komunis dituduhkan kepada pihak yang tidak sehaluan, cukuplah isu etnis yang membuat jarak antar anak bangsa, cukuplah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun