[caption id="attachment_289295" align="alignnone" width="533" caption="WAKIL KETUA BIDANG HUMAS KONI PAYAKUMBUH, DODI SYAHPUTRA, DI KONI JABAR"][/caption] HUMAS KONI PAYAKUMBUH KUNJUNGI KONI JABAR (1) 2016, PON JABAR KAHIJI, LAKUKAN PELATDA SENTRALISASI Sport dan Forensik Intelijen ternyata benar-benar menjadi titik temu kesuksesan Jawa Barat dalam membina prestasi atletnya. Setiap kebijakan dan latihan dilakukan dengan kajian dari berbagai sisi. Sehingga, keputusan yang diambil betul-betul akurat. Meski sedikit melenceng. Laporan Dodi Syahputra, Bandung Kunjungan dan diskusi dengan pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat, Selasa sepanjang pagi hingga adzan Zuhur membatasi begitu padat akurat. Penulis yang Wakil Ketua Bidang Humas KONI Kota Payakumbuh bersama Wartawan Editorial terbit di Sumbar, Yusrizal datang bersama persetujuan surat permohonan audiensi yang telah dilayangkan dengan faksimile minggu sebelumnya. Ketua I KONI Jabar Djumara Frasad, Jendral yang pernah berdinas ketentaraan di Sumbar itu, bersama Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Ir Verdia Yosep, Kepala Urusan Administrasi Bidang Media dan Promosi Zulkarnaen, dan Sekretaris I Dra Hj Lily Rolina sungguh di luar sangkaan. Para pejabat tinggi di tubuh KONI Jabar itu tetap antusias menerima kedatangan tamunya nan jauh dari Payakumbuh, kota sedang di Sumbar. Olahraga mempersatukan semua. Prinsip inilah yang menjadikan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat begitu terbuka dengan setiap tamu yang datang. Untuk persiapan Jawa Barat menuju tuan rumah PON XIX tahun 2016 saja, sudah 8 kabupaten dan kota dan 6 provinsi yang beraudiensi dengan KONI Jabar. Kota Payakumbuh adalah yang ke-8 itu. Djumara Frasad, sang Brigjen TNI, ternyata memiliki pandangan dan visi pembinaan olahraga prestasi yang mumpuni. Betapa tidak, KONI Jabar sejak menjabat 2010 lalu sudah mengganyang pembinaan prestasi dengan sistem yang terisntegritas. Sebuah Badan Sport Intelijen juga dibentuk, diketuai oleh Ir Verdia Yosep melibatkan 7 orang perwira TNI, tim informasi dan teknologi andal, serta mendata, mengalisa, mengevaluasi serta menajamkan keputusan KONI secara presisi. Hampir tidak ada kesalahan. Membuka diskusi, tanpa sempat banyak bercerita tentang kondisi pembinaan prestasi olahraga di Kota Payakumbuh, Djumara Frasad sudah duluan bersemangat. Dirinya yang pernah bertugas di Korem Sumbar, ketika itu berkantor di Lapangan Kantin Bukittinggi, hafal betul dengan raihan 50 medali Sumbar di PON XIII tahun 2012 di Riau. ”Pesaing Jabar sebenarnya, provinsi DKI dan Jawa Timur. Sebab itu, kami bersedia membantu tim yang tidak akan merugikan raihan emas kami di PON. Apalagi, Sumbar memiliki atlet yang berbakat,” ujar Djumara Frasad yang masih berwajah tegas itu. Saat ini, Jawa Barat tengah memfokuskan Pelatda Sentralisasi bagi atlet dari 9 cabang olahraga. 6 cabang olahraga dan 3 cabang olahraga permainan dibina atletnya secara fokus di Sentralisasi ini. Para atlet dibina, dikawal, didampingi, sampai tidak ada lagi beban yang harus dipikirkan atlet, selain latihan dan latihan. Itu tugas mereka. Bukan tanpa penghargaan dan hukuman. Disampaikan oleh Verdia Yosep bahwa para atlet ini dilatih dan dibina dengan baik. Jika ada yang tidak sesuai dengan konsep latihan atau melanggar sistem, mereka akan dihukum dengan tegas. Hukuman tegas ini diberikan sebab di tubuh Pelatda Sentralisasi ada 7 perwira TNI yang bertugas sebagai pengawas para atlet selama 24 jam. Letnan I Fathur yang berhasil dikonfirmasi, membenarkan hal ini. Tim Jawa Barat untuk PON 2016 tidak main-main. Bahwa, pembinaan tersentralisasi sementara baru untuk 9 cabang olahraga, tentunya dengan mudah akan ditambah. Selain Pengurus Provinsi masing-masing cabor tetap melakukan pembinaan atlet lainnya. ”Mulai dari hal yang kecil sampai sifat atlet kami telah tahu. Setiap akhir Minggu laporan kami input dan laporkan untuk amatan per hari. Tugas pengawas juga termasuk menjatuhkan hukuman bagi atlet yang melanggar aturan yang dituangkan di pakta integritas,” ujar perwira TNI AD ini. Lawan bagi atlet itu, bukan lawan di arena. Justru, menurut Letnan I Fathur yang sehari-hari juga menginap dan hidup di tengah atlet ini, lawan terberat itu adalah rasa malas yang ada dalam diri. Itu! (bersambung) HUMAS KONI PAYAKUMBUH KUNJUNGI KONI JABAR (2) TAAT ATURAN, HUKUM ATLET NAKAL Tidak pandang bulu, itulah yang dilakukan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jawa Barat terhadap atlet binaannya. Bagi atlet yang tidak patuh dengan jadwal dan kewajiban latihan, langsung dipending alias ditahan uang pembinaannya. KONI Jabar, khusus untuk atlet 9 cabang olahraga yang masuk dalam Pelatihan Daerah (Pelatda) Sentralisasi memberikan porsi makan dan asupan gizi Rp50 ribu setiap jadwal makan atletnya. Ditambah dengan uang pembinaan Rp1,5 juta bagi setiap atlet per bulan. Laporan Dodi Syahputra, Bandung Ketua I KONI Jabar Djumara Frasad bersama Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Ir Verdia Yosep, Kepala Urusan Administrasi Bidang Media dan Promosi Zulkarnaen, dan Sekretaris I Dra Hj Lily Rolina menjelaskan hal ini kepada penulis yang Wakil Ketua KONI Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Meski mengetahui bahwa tamu audiensinya, bukan pejabat tinggi sekalipun, KONI Jabar tetap bersemangat dan penuh spirit olahraga menjelaskan keunggulannya. Dijelaskan khusus oleh Verdia Yosep yang membawahi khusus tentang sport intelijen, bahwa seluruh peta kekuatan 32 provinsi lain, baik atlet binaan sampai kekuatan tempur di PON sebelumnya sampai PON XIX tahun 2016 sudah dikantongi mereka. Data dan fakta aktual sudah dientri seluruhnya ke dalam sistem informasi dan teknologi yang diinput oleh tenaga-tenaga andal yang sengaja direkrut dan dibiayai. Makanya, Jawa Barat sampai hari ini optimis mampu meninggalkan dominasi DKI di level Juara Umum PON. Jawa Barat percaya bahwa fakta DKI selalu teratas akan mereka tinggalkan di PON mendatang. Lawan lainnya, Jawa Timur pun sudah dipasungi strategi jitu berdasarkan perhitungan dan analisa komprehensif yang matang. Dijelaskan oleh Djumara Frasad, saat memutar dan mempresentasikan perolehan runner-up PON XVIII di Riau tahun 2012 lalu, bahwa perhitungan dan pergerakan medali sudah dihitung dengan seksama. Djumara mengatakan ini bukan hasil prediksi, ini hasil kalkulasi seluruh sektor yang diakumulasikan bahwa di PON 2012 lalu, Jabar sebenarnya telah Juara Umum. Namun, selisih 4 emas raihan Jabar yang diungguli DKI disebabkan di hari keenam terjadi perubahan-perubahan skematik konspirasi di cabang olahraga tertentu. ”Kita sudah temukan fakta itu. Makanya, cabang olahraga yang kami sebut berkhianat itu, sudah kami bekukan kepengurusannya. Kita tidak ingin menjumpai adanya konspirasi kembali di PON di tanah Sunda ini,” ujar Jendral yang sempat bertugas di Bukittinggi ini. Satu hal lagi yang menarik hati setiap pengurus olahraga prestasi di KONI Jabar, adalah dukungan pemerintah Jabar sangat konsekuen dengan KONI. Untuk 2013 ini, KONI Jabar dipercayakan anggaran Rp80 miliar. Bukan apa-apa, Djumara Frasad mengatakan melakukan komitmen bersama seluruh pengurus KONI, Pemprov dan DPRD. Sehingga, seluruh elemen memang yakin bahwa anggaran yang diberikan betul-betul untuk prestasi dan tidak ada untuk memperkaya diri sendiri dan golongan. ”Pak Gubernur, saat 2012 lalu menyusun anggaran bahkan menelpon saya dan pimpinan lainnya. Berapa? Katanya, singkat. Kami arif, kami jawab Rp87 miliar! Pak Gubernur kemudian menyetujui langsung Rp80 miliar,” cerita Djumara Frasad. Memang, KONI Jabar terus berbuat dan perbuatan mereka ini berujung prestasi. Jadi, tidak salah jika seluruh elemen di Jabar yakin hakkul yakin atas semua kebijakan yang dikerjakan oleh KONI Jabar. Presentasi yang disampaikan jelang PON XVIII lalu, saat tim PON akan berangkat ke Riau betul-betul diberikan motivasi mendalam. ”Seluruh atlet dan pelatih menangis. Dua layar besar di Gubernuran di lapangan terbuka, disaksikan ribuan masyarakat, diputar. Presentasi tentang kesiapan Jabar bertarung di PON Riau, ditambah dengan suara bom nuklir yang ditembakkan ke Riau, menjadikan kemudian seluruh atlet mengepalkan tangan, tanda semangat, siap berjuang habis-habisan demi Jabar,” papar Verdia Yosep yang membawahi Tim Analisa dan Evaluasi (Anev) serta Bidang Sport dan Forensik Intelijen KONI Jabar. Para pesaing, di masing-masing cabang olahraga telah dipetakan dengan tepat. Seluruh data, sampai fotokopi KTP atlet daerah lawan ternyata seluruh datanya dikantongi oleh KONI Jabar. Jadi, jejak rekam atlet lawan, dimana berlatih, siapa pelatihnya, berapa asupan gizi atlet lawan, sampai hal sekecil-kecilnya, siapa pacarnya pun sudah di dalam database. Bayangkan, hebatnya sistem yang dijalankan oleh KONI Jabar. Sistemasi ini terus disempurnakan setiap harinya. Setiap saat informasi terus diolah datang dari daerah lain di Indonesia, entah siapa yang mengirim, namanya juga intelijen, dimasukkan di data dan dijadikan pedoman. Olahraga terukur, olahraga permainan, olahraga tim serta ragam macam lainnya pun tersimpan rapi di dalam data. Ketua Umum, H. Aziz Syarif Datuak Kabasaran Ameh yang perantau yang pebisnis kuat di Bandung asal Tanjuang Baru Tanahdatar ini setiap waktu bisa mengakses lewat I-phone tentang posisi cabang olahraga, atlet dan perkembangan prestasi terkini.(Bersambung) HUMAS KONI PAYAKUMBUH KUNJUNGI KONI JABAR (3-Habis) MANFAATKAN IT, PAKAI KONTRA OPINI Pemanfaatan Teknologi Informasi ini sungguh luar biasa. Memaksimalkan teknologi guna kesuksesan prestasi Jabar. Bahkan Ketua I KONI Jabar Djumara Frasad menyatakan KONI Jabar kini telah meubah kiblat birokrasi menjadi efisien dan efektif. Laporan Dodi Syahputra-Bandung ”Surat-menyurat yang menghabiskan waktu dan jalur birokrasi serta tinta dan kertas telah kita pangkas. Audiensi ini sebenarnya, tidak sekali dua bulan bisa kita lakukan. Setiap hari! Makanya, kami lengkapi ruang pertemuan ini dengan jaringan televisi, internet dan televisi plasma 69 Inchi agar bisa bertelekonference dengan 32 provinsi lainnya sekaligus,” ujar Ketua I KONI Jabar Djumara Frasad saat menerima Humas KONI Payakumbuh di Gedung KONI berlantai II itu komplek GOR Bandung, Selasa (17/9) lalu. Pertemuan selama 3,5 jam itu betul-betul memancing banyak pertanyaan dan tanggapan. Bahkan soal keberanian Jawa Barat yang berani memprotes dan melakukan kontra opini di tingkat pusat. Bahwa, KONI Jabar harus berani, tidak ragu-ragu, dan tidak takut-takut. Djumara berani memprotes apapun kebijakan KONI Pusat. Beberapa kali ditempuh jalur Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Beberapa waktu lalu, misalnya, emas raihan binaraga Sumbar akhirnya melayang ke Jabar. Pebinaraga Sumbar Iwan Samurai terkena diskulifikasi sebab dinyatakan doping. Jabar kemudian meraih emas tambahan, meski tidak merubah dan menggeser posisi runner-up. Jabar Kahiji! Jabar Nomor Satu! Sudah menjadi tagline dan tekad seluruh masyarakat olahraga prestasi di Jabar. Jabar... Jabar... Jabar...Yes... Yes...Jabar...Kahiji! Seperti itulah jika para olahragawan serta insan olahraga bertemu satu dengan yang lain kini. Setiap pertemuan dibuka dengan Jabar Kahiji. Semangat yang sudah sepatutnya bagi calon Juara Umum PON XIX 2016. Hampir tidak ada pengurus KONI Jabar yang berpangku tangan. Semuanya turun ke lapangan. Kantor KONI ramainya saat istirahat dan jam-jam kosong kegiatan saja. Selebihnya, para pengurus seluruhnya telah berada di tempat latihan atlet, memantau lokasi-lokasi pertandingan dan sebagainya. Sehingga, meski di bidang media dan promosi, Zulkanaen yang mantan wartawan Harian Singgalang di Padang ini, serta pesilat Pat Ban Bu, mengerti tentang siapa atlet, pelatih, sampai pola latihan terkini dari cabang olahraga apapun. Inilah istimewanya KONI Jabar. Semangat seluruh pengurus tidak terganggu oleh kepentingan lain. 7 perwira aktif TNI AD yang ditugasi selaku pengawas Pelatda Sentralisasi, bahkan memang bertugas penuh di sana. Komandan Pengawas ternyata berpangkat Letkol TNI. Ini bukti keseriusan KONI Jabar. Soalan anggaran, KONI Jabar patut diacungkan jempol. Selain didukung oleh seluruh elemen di Jabar, mereka berani menentang aturan pusat yang membatasi hibah KONI sekalipun. ”Ini demi prestasi olahraga. Betul dan benar. Jika aturan yang dikenakan justru melemahkan, kita harus lawan. Alhamdulillah, semua elemen masyarakat bertekad sama!” Djumara Frasad. Soal kontra opini, tim Sport dan Foreksik Intelijen menggunakan ini jika terjadi pelemahan di sistem pembinaan, cabang olahraga atau atlet mereka. Maka, disusunlah oleh tim Analisa dan Evaluasi lawan opini yang membuat gairah bagi atlet, cabor, atau insan olahraga yang bermasalah. Sehingga, bangkit kembali semangatnya untuk berjuang. Kelumit pembinaan olahraga di KONI Jabar begitu luar biasa. Penuh semangat dan integritas. Semua pengurus, semua elemen, Pemprov dan DPRDnya bahkan berani bertanggung jawab jika ada aturan pusat yang jatuh melemahkan. ”Ini tanggung jawab kami semua!” ucap Ketua I KONI Jabar Djumara Frasad seperti ungkapan semua insan olahraga Urang Tanah Pasundan lainnya. Seribu hal masih harus dipelajari dari KONI Jabar yang bekerja ini. Tetapi, sambungannya akan memanfaatkan teknologi informasi seperti yang mereka lakukan. Jayalah Olahraga. Jabar Kahiji! (Tamat)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H