Cer-peli (cerita pendek sekali)
LEBARAN Haji kali ini sungguh sangat berbeda bagiku. Semuanya serba baru. Seratus persen baru.
Aku tanpa dirimu lagi. Mestinya aku senang, gembira, karena tidak terikat lagi. Tak perlu lagi ada orang yang harus kupamiti ketika aku hendak pergi. Tak perlu lagi aku khawatir karena meninggalkanmu sendiri di rumah.
Tapi ternyata aku tidak senang. Aku ternyata tidak gembira. Aku justru resah. Gelisah. Kesepian. Seolah tanpa arti. Serasa separuh diriku hilang. Tak tahu harus kemana, tak tahu harus bagaimana.
Inilah Lebaran pertama yang kulalui tanpamu, Ibu. Di pagi Lebaran pertama, biasanya engkau menyambutku dengan senyummu. Lalu kau usap-usap kepalaku ketika aku sujud di kakimu.
Kini aku hanya bisa menatap pinggiran tempat tidur, di mana engkau biasanya duduk menerima sungkemku. Jarik atau kain batik yang biasa engkau pakai, terlipat rapi di ujung kasur.
Ibu, hari ini sudah hari kedua Lebaran. Tadi pagi aku jalan-jalan ke supermatket. Kegiatan yang biasanya tak pernah kulakukan. Biasanya aku lebih memilih jalan-jalan ke pasar ketimbang ke toko seperti itu. Tapi ya itu lah, karena aku tidak tahu harus ke mana, kuputuskan saja melakukan kegiatan yang di luar kebiasaan.
Aku memaksa diriku "menyenangi" hal yang tak kusenangi. Tapi untunglah, saat memasuki toko musik aku menemukan sesuatu yang sangat berarti. Aku menemukan sebuah lagu yang membawaku "menemukanmu" lagi.
Bukan lagu Jawa, liriknya juga tidak dalam bahasa Indonesia atau Inggris, tapi lagu Batak dan liriknya dalam bahasa Batak. Aku ingin menyanyikannya untukmu. Dengarkan ya Bu. Judulnya "Tangian Ni Dainang". Aku tadi juga mencari-cari terjemahannya buatmu.
Tangiang ni… Dainang i namaparorot tondiki (Doamu oh Ibuku, itulah yang menguatkan jiwaku)
Manang di dia peau-manang di dia peau (Dimanapun aku berada)
Tontong diramoti (Terus diberkati)
Nang sipata salah au, tartutuk au dilangkahi (Kadang aku berada dijalan yang salah)
Diboanho di tagiangmu-diboanho ditagiangmi (Kau bawa dalam doamu -kau bawa dalam doamu)
Inanku naburju (ibuku yang sangat baik)
Hudai natonggi dipargoluonon (kucari/kucapai yang tinggi/baik di kehidupan ini)
Upah ni lojami humongkop gellengmon (upah kerja kerasmu adalah melindungi anak-anakmu)
Mauliate ma inang… disude panbaenanmi (terimakasih ya ibuku untuk semua kasih sayangmu)
Penggeng saor matua-penggeng saor matua (panjanglah umurmu)
Paihut-ihut hami (kami akan ikuti seperti yang ibu lakukan). ****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H