Mohon tunggu...
dodi sanjaya
dodi sanjaya Mohon Tunggu... -

lahir di jakarta 1 maret 79, asli keturunan dari garut. masih konsisten menulis skenario program televisi sitkom, kompasiana pilihan berikut di antara pilihan lainnya sebagai media kreativitas dan sumber informasi serta inspirasi. http://dodisanjaya.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Smess! Wanita Pujaan...

23 Januari 2010   13:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:18 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pertandingan final Bola Volly antar SMU se kota Garut, SMU Karang Pawitan berhadapan dengan SMU Negeri Pamempeuk. Lisna salah satu pemain dari SMU Karang Pawitan merupakan andalan tim sekolahnya. Pertandingan dimenangkan oleh SMU karang Pawitan, dan Lisna terpilih sebagai pemain terbaik juga terpilih untuk ikut seleksi masuk tim bola volly Jawa Barat untuk menghadapi pertandingan Kejuaran antar daerah yang akan dilaksanakan di Jakarta.

Kepergian Lisna ke kota Bandung tidak mendapat izin dari orang tuanya, karena orang tua Lisna tidak ingin lisna meninggalkan sekolah dan takut sekolah menjadi berantakan karena terus bermain volly. Lisna yang pada dasarnya merupakan anak penurut mengalami dilema, kebimbangan lisna akhirnya dapat diakhiri karena dukungan maman yang selalu membujuk lisna untuk ikut seleksi ke bandung. Dukungan maman tidak lebih karena maman menaruh rasa suka pada lisna.

Maman yang merupakan teman satu sekolah dan teman sekampung, mau menemani dan membantu lisna ikut dapat ikut seleksi ke Bandung. Lisna berbohong pada orang tuanya dengan mengatakan alasan lain untuk dapat pergi ke Bandung, lisna berkonspirasi dengan maman. Akhirnya lisna dan maman berangkat pergi ke kota Bandung untuk ikut seleksi masuk tim jawa barat.

Ternyata seleksi dilaksanakan selama seminggu, tidak seperti yang dikira lisna dan maman. Lisna terpaksa untuk mengikuti seleksi selama seminggu, tapi lisna bingung karena takut orang tuanya khawatir dan lisna tidak tau mau nginap selama seminggu di kota bandung. Maman mengajak lisna untuk menginap dirumah bibinya manan. Sementara itu di kampung orang tua lisna mulai khawatir karena sudah dua hari lisna tidak pulang.

Di hari ke empat orang tua lisna menyusul lisna ke bandung dan mencari lisna berdasarkan infomasi yang didapat orang tua lisna dari sekolah lisna, kalau lisna pergi ke bandung untuk mengikuti seleksi. Orang tua lisna dapat menemui lisna di GOR Padjajaran yang akan mengikuti tahap akhir seleksi yang juga hari penentuan terpilih atau tidak masuk tim jawa barat. Orang tua lisna memaksa lisna untuk pulang, tapi lisna minta waktu untuk dapat mengikuti seleksi sehari lagi setelah itu baru dia mau pulang.

Lisna terpilih masuk tim mewakili jawa barat untuk ikut bertanding ke jakarta. Pemda Jawa Barat meminta izin kepada sekolah lisna untuk bisa ikut persiapan selama sebulan menjalani latihan di bandung. Maman bingung karena tidak bisa setiap hari menemani lisna untuk latihan dan tidak mungkin karena maman harus sekolah. Maman hanya bisa mengunjungi lisna seminggu sekali ke bandung.

Selama latihan lisna dekat dengan sujana salah satu pemain tim putra jawa barat yang berasal dari kota bandung. Sujana jatuh cinta pada lisna karena selain cantik juga jago main volly dan berkepribadian sederhana. Lisna menceritakan pada Manan saat mengunjungi Lisna seperti biasanya, kalau dirinya mulai jatuh cinta pada seseorang, Maman tertunduk sambil tersenyum sipu, jantung berasa berdebar-debar tidak karuan. Ternyata Lisna dapat merasakan apa yang selama ini Maman harapkan, itu kata hati kecil Manan penuh harapan. Tapi saat itu juga hati Maman berkecamuk, air mukanya padam, tatapan matanya kosong. Setelah Lisna mengatakan ada benih cinta tumbuh yang ditanam Sujana dalam hatinya.

Maman hanya bisa menjadi penonton, menyaksikan Lisna men-smess bertubi-tubi tim lawan mainnya, Manam tau dan bisa merasakan smess Lisna kencang dan tajam. Tepuk tangan riuh menyemangati tim jawa barat, Maman tersenyum sambil melangkah pergi sebelum pertandingan usai. Maman hanya bisa berharap Lisna pulang ke kampung dengan membawa kebanggaan seperti Maman yang selalu bangga karena pernah dan akan selalu mencintai Lisna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun