"2-0 buat Spain, vamos!!" tulis Eddie Brokoli di sebuah WAG. Layaknya saudara, setidaknya dalam bingkai ukhuwwah whatsafiyyah dengan lemah lembut saya nasehati dia: "Jangan mengintip masa depan, Mang Edds."
Meskipun beda dalam dukungan, saya tidak tega hati untuk mengingatkan hukuman bagi para peramal sebagaimana disebutkan Dante dalam Divina Commedia-nya. Saya hanya mengingatkannya untuk tidak mengintip masa depan. Deskripsi Dante bahwa "Wajahnya diputar ke arah pangkal pahanya dan merasa perlu untuk berjalan mundur, karena dia tidak dapat melihat ke depan. ... Dan karena dia sangat ingin melihat ke depan, dia melihat ke belakang dan berjalan mundur" seperti saya sitir dalam Walking Backward, Belajar Jalan Mundur dari Nenek Reva, terlalu berat untuk saya sampaikan.Â
Belanda atau Inggris. Dua timnas ini memang selalu jadi pegangan saya baik Euro ataupun Piala Dunia. Tidak ada kaintannya dengan istilah Timnas Pusat dan lainnya.Â
Meskipun tidak sepertimbangan-emosional yang Ryu Hasan kemukakan dalam perspektif neurosainsnya, tetapi adalah benar bahwa terdapat satu atau dua pertimbangan subjektif sekaligus personal jika kita berbicara tentang sebuah preferensi. Ini bukan tentang taqlid dalam ber-fans club. Ini tentang preferensi belaka.Â
Petang hari kemarin (14/07), si bungsu dan saya sama-sama mendukung Inggris di Euro 2024. Meskipun Spanyol diunggulkan. Kita bergeming. Terselip harapan bahwa Inggris akan berjaya. Saya tidak berani mengatakan "terselip doa" karena saya termasuk yang mengusung sekularisasi sepak bola dari agama. Hahaha
Saat peluit akhir berbunyi, dan papan skor menunjukkan 1-2 untuk kekalah Inggris, saya menulis di grup: "Saya sudah serahkan segalanya kepada Sang Penguasa Alam. Saya tidak ingin terjebak dalam keterikatan yang fana."
Menelisik Sebuah Nama
Adalah Lamine Yamal, pemain Spanyol berusia 16 tahunan, dua tahun lebih muda dari anak bungsu saya, yang menarik perhatian saya. Sebagai penyuka sepak bola garis "biasa-biasa saja", ironisnya bukan tentang talenta Yamal yang menjadi fokus perhatian. Melainkan nama Lamine Yamal itu sendiri. Â Â
Laman Arabic Key menurunkan tulisan tentang makna dan asal-usul nama Lamine.
Lamine berasal dari Al-Amin, yang berarti 'yang dapat dipercaya' dalam bahasa Arab. Nama ini secara tradisional umum digunakan di negara-negara Maghreb, sebuah wilayah di Afrika Utara yang meliputi Maroko, Aljazair, Tunisia, dan Mauritania. Memberi nama anak Lamine menandakan harapan orang tua agar anak mereka tumbuh menjadi orang yang berintegritas dan dapat diandalkan. Terlepas dari akar sejarah dan maknanya yang dalam, Lamine mempertahankan pesona modern.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!