Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Afrika

29 Mei 2024   04:28 Diperbarui: 29 Mei 2024   04:41 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Afrika selalu dianggap sebagai tempat lahirnya manusia, dengan manusia berevolusi dari kera di benua ini, sebelum menyebar ke seluruh dunia. Namun, sebuah penemuan menarik menantang asumsi lama tersebut. Tengkorak parsial kera purba baru telah ditemukan di Turki, dan tampaknya mendahului kera Afrika, menunjukkan bahwa asal-usul manusia mungkin sebenarnya terletak di Eropa. Fosil Anadoluvius turkae ditemukan di Cankiri, sebuah kota yang berjarak sekitar 86 mil di timur laut Ankara, dan diperkirakan berasal dari sekitar 8,7 juta tahun yang lalu," kutip Mercieca.

Di Africa, temuan fosil leluhur manusia tertua sejauh ini masih di kisaran 7 juta tahun lalu. Namun, agaknya temuan fosil Anadoluvius turkae yang boleh jadi melahirkan teori Out of Europe, sama seperti temuan fosil di Afrika sebelumnya yang kemudian melahirkan teori Out of Africa, masih jauh dari ketersingkapan siapa sebenarnya leluhur kita. 

Sebuah misteri yang untuk itu sains terus berupaya mencari jawabannya. Dan pencarian yang seakan tak berujung ini merupakan bagian terindah dari sains itu sendiri, "I would rather have questions that can't be answered than answers that can't be questioned," ungkap Richard Feynman. Saintis seharusnya tidak perlu malu untuk mengaku bahwa dirinya tidak (atau belum) mengetahu jawaban atas sejumlah pertanyaan. Sebab, bila merujuk kata-kata Feynman, lebih baik memiliki sejumlah tanya yang tidak terjawab daripada sejumlah jawaban yang tidak bisa dipertanyakan.

Tugas kita adalah bertanya. Tugas ini yang kemudian melahirkan sains dan ilmu pengetahuan. Kapasitas ini yang membedakan kita dari makhluk Tuhan lainnya. Pertanyaan besar lainnya menunggu jauh di awal lini masa kehidupan. Last Universal Common Ancestor (LUCA) atau sel nenek moyang bersama yang dihipotesiskan yang menjadi asal muasal tiga domain kehidupan: bakteri, archaea dan eukarya. LUCA diperkirakan merupakan organisme seluler yang memiliki lapisan ganda lipid dan menggunakan DNA, RNA dan protein.  'Leluhur' awal kita ini adalah titik atau tahapan di mana tiga domain kehidupan menyimpang dari bentuk kehidupan yang sudah ada sebelumnya (sekitar 3,5–3,8 miliar tahun yang lalu).   

Saya selalu bahagia saat membaca paragraf yang ditulis Charles Darwin dalam buku legendarisnya, The Origin of Species halaman 528-529: 

"There is grandeur in this view of life, with its several powers, having been originally breathed by the Creator into a few forms or into one; and that, whilst this planet has gone cycling on according to the fixed law of gravity, from so simple a beginning endless forms most beautiful and most wonderful have been, and are being evolved."

Saat Bumi bersiap untuk menyambut kehadiran manusia terdapat fase-fase yang teramat mendasar bagi terciptanya kehidupan. Fase-fase tersebut secara evolusi seolah berujung pada LUCA yang darinya kita, manusia, bernenek moyang sama dengan bahkan sebutir kacang. 

Dalam kata-kata Darwin di atas, into a few forms or into one, berarti alternatif yang into one. Sementara itu masih ada alternatif into a few forms. Saya memilih yang into a few forms yang dengannya manusia memiliki leluhur yang tetap manusia sejak dari awalnya. Ia berevolusi dalam jalurnya sendiri - demikian pula kera, kucing dan lainnya.

Saya meyakini evolusi - tetapi tidak seperti teori evolusi pada umumnya. Untuk keyakinan ini, saya rayakan dengan alunan lagu Africa, sekali lagi bukan versi aslinya Toto, melainkan komposisi bassnya Charles Berthoud. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun