Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Rahasia di Balik Angka Sepuluh

13 Maret 2024   14:38 Diperbarui: 13 Maret 2024   14:44 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teramat sering kita mendengarkan kata puluhan pertama, kedua dan ketiga dalam pembagian fase dalam Ramadan. Lazimnya kita mendengar puluhan rahmah (kasih sayang), maghfirah (ampunan) dan 'itqun minan-nar (terselamatkan dari api neraka). Tapi kali ini kita akan menelisik tentang angka sepuluh itu sendiri.

Sepuluh adalah  bilangan pertama yang merupakan gabungan dari dua bilangan satuan, yaitu 1 dan 0. Mari kita sedikit berkenalan dengan angka 0 dan 1. Dalam matematika, menurut dictionary.com, angka 0, atau hanya nol, kemungkinan besar berasal dari bentuk matahari dan bulan. Banyak orang yang menganggap lingkaran memiliki kualitas Ilahi. Studi tentang lingkaran pada akhirnya mengarah pada pengembangan astronomi, geometri, dan kalkulus.

Orang Yunani kuno bingung dengan ruang kosong yang diwakili oleh angka nol. Ketidakpastian ini menimbulkan perdebatan filosofis dan religius mengenai keberadaan angka nol dan penggunaannya sebagai angka. Setelah hanya dianggap sebagai penunjuk tempat, atau untuk menonjolkan kekosongan tanpa nilai absolut, konsep penggunaan nol sebagai angka dikembangkan di India sekitar abad ke-9 Masehi. Baru pada abad ke-12 melalui sistem angka Arab dan karya ilmuwan Persia al-Khawarizmi, angka nol diperkenalkan ke dunia Barat melalui terjemahan Latin dari buku al-Khawarizmi yang berjudul Aritmatika.

Sekarang angka 1. Dalam angka Arab, satu ditulis mirip dengan huruf alif. Menurut Mabin Langitan dalam Rahasia Huruf Alif, alif adalah huruf awal dari susunan huruf hija'iyah. Ini menandakan bahwa ia adalah dari segalanya, yang tidak akan pernah menjadi awal melainkan ia sepi dari persifatan hadits (baru), dan yang berhak atas alif semacam itu hanyalah Allah, Tuhan yang Maha Awal, sebagaimana firman-Nya: "Huwa al-awwalu wal akhiru". Juga tersebut dalam do'a kanjeng Nabi Muhammad Saw: "Allahuma antal awwalu fa laisa qablaka syai'un, wa anta akhiru fa laisa ba'daka syai'un."

"Dalam ilmu hisab jumal, alif mempunyai nilai satu. Hal ini menandakan bahwa Allah itu  ahid. Kata Wahid dalam segi bahasa digunakan untuk mewujudkan makna isim dan sifat. Menunjukan isim dalam artian Allah Dzat-Nya satu, Ia satu tanpa tersusun dari dua bagian atau lebih. Dan lafadz wahid tidaklah patut disandingkan kepada orang lain melainkan hanya Allah Ta'ala, karena hanya Dia yang maha sempurna dalam sifat dan af'al-nya," tulis Mubin.

Uniknya, angka 1 dan 0 (10) dalam sistem bilangan biner adalah untuk menuliskan angka 2. Umum diketahui bahwa dua adalah lambang perjodohan atau pasangan. Angka sepuluh menyiratkan penyatuan, pasangan ataupun perjodohan. Untuk itulah mengapa saat Allah SWT memerintahkan seorang suami untuk mempergauli istrinya menggunakan ungkapan 'aasyiruuhunna pada ayat ke-19 Surah An-Nisa:

https://quran.com/4:19/tafsirs/en-tafisr-ibn-kathir
https://quran.com/4:19/tafsirs/en-tafisr-ibn-kathir

Secara harfiah wa 'aasyiruuhunna dapat diartikan 'dan saling sepuluhilah antara kalian dan mereka dengan baik'. Adapun arti umumnya adalah 'dan kalian pergaulilah mereka dengan baik'. Angka 10, yang terdiri dari satu dan nol, seakan melambangkan lingga dan yoni dalam kosmologi Hindu. Atau, menurut Jaya Suprana dalam Angkamologi Sepuluh:

"Mungkin bukan kebetulan bahwa jumlah prinsipia Pythagoras adalah 10 yaitu: 1) terbatas-tak terbatas ; 2)genap-ganjil ; 3) tunggal-jamak ; 4)kanan-kiri ; 5)lelaki-perempuan ; 6) diam-bergerak ; 7)lurus-bengkok ; 8)terang-gelap ; 9)baik-buruk ; 10) square-oblong."

Ya, angka 1 melambangkan lelaki dan 0 melambangkan perempuan. Satu pasangan yang ideal. Atau, bila sepuluh merupakan simbol keseimbangan ala prinsipia Tao, Im-Yang (Yin-Yang), maka perintah 'aasyiruu mengisyaratkan akan fungsi pernihakan sebagai penyempurnaan keimanan. Pernikahan yang ideal akan menciptakan keseimbangan yang sempurna, saling melengkapi.       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun