"When you cannot laugh at the same joke again and again,
Then why do you cry again and again on the same worry?
Enjoy each moment, as time passes in the blink of an eye!"
Terjemah sederhananya, lebih kurang:
Bila kamu tidak dapat menertawakan satu lelucon yang sama berulang kali,
Lalu mengapa bisa kamu menangis lagi dan lagi oleh satu kekhawatiran yang sama?
Nikmati saja setiap kesempatan, sebab waktu akan berlalu dalam kejapan mata!
Lalu, akhir-akhir ini berseliweranlah meme di berbagai platform media sosial versi dalam bahasa Arab-nya:
Kata-kata bijak ini mestilah keluar dari mulut seorang sufi. Begitulah kira-kira dalam benak sebagian besar dari kita. Aman sekali rasanya untuk menyimpulkan bahwa kata-kata di atas memenuhi banyak kriteria untuk disebut sebagai qaulul hikmah (perkataan yang mengandung hikmah). Hanya saja, izinkan saya memberikan sedikit kejutan.
'Qaulul hikmah' di atas adalah perkataan dari Charlie Chaplin yang bernama lengkap Charles Spencer Chaplin. Aktor dan komedian ini adalah legenda era film bisu dengan kumisnya kotak ala sikat gigi yang khas. Menurut David Robinson dalam bukunya yang ditulis tahun 1985, Chaplin: His Life and Art, filmografi Chaplin mencapai lebih dari 80 film yang dirilis sejak tahun 1914. Detail lebih lanjut ditambahkan ke dalamnya dalam biografi yang menyertakan film terakhir Chaplin, A Countess from Hong Kong (1967), sebagai entri ke-81.
Chaplin yang berjaya di era film bisu benar-benar hanya bertumpu pada kekuatan aksi dan mimik untuk menghibur penontonnya. Saat teknologi efek visual belum semaju sekarang ini sungguh bukan hal yang mudah mengulang apa ia pernah lakukan. Chaplin adalah legenda tanpa kata. Konon legenda inilah yang membuat Albert Einstein ingin bertemu dengannya. Dan sebagaimana dikutip dari laman Facebook The Nobel Prize, berlangsung sebuah percakapan yang sangat menarik saat keduanya bertemu muka.
Dikatakan bahwa Charlie Chaplin, menurut The Noble Prize, adalah satu-satunya orang di Hollywood yang ingin ditemui oleh Albert Einstein. Pada tanggal 2 Februari 1931, dia mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengan aktor tersebut pada pemutaran perdana film City Lights.
Einstein: "Yang paling saya kagumi dari karya seni Anda adalah universalitas Anda. Anda tidak mengucapkan sepatah kata pun, namun dunia memahami Anda!"