Tiga huruf pembentuk kata Ramadan dengan indahnya membingkai tiga tingkatan jiwa yang transendental.
Tiga Tingkatan Kebaikan dan Keburukan
Masih dalam buku yang sama, kita dikenalkan kepada tiga tingkat kebaikan yang sekaligus bila ditinggalkan akan melahirkan tiga keburukan.
Tiga tingkatan kebaikan tersebut adalah adil (kebaikan yang berbalas), ihsan (kebaikan yang berkebaikan) dan itai'i dzil-qurba (kebaikan yang tak berpamrih). Baik kepada mereka yang bersikap baik adalah 'adil. Berbuat baik kepada musuh adalah ihsan. Sementara berbuat baik semata karena menggangap yang lainnya layaknya saudara sedarah sendiri adalah itai'i dzil-qurba.
Perbuatan adil mengundang rahmat Allah. Kepengasihan yang diperlihatkan saat mendapatkan kebaikan dari sesama akan mengundang Sang Maha Pengasih untuk mengasihinya.Â
Perbuatan ihsan mengandung kepemaafan atas kelemahan dalam kebaikan yang diterima dari sesamanya akan menarik maghfirah-Nya sebagai Sang Maha Pemaaf. Dan, pengabaian atas ketidakbaikan serta keburukan sesamanya yang alih-alih membalas keburukannya malah berlaku baik---layaknya perlakuan Nabi Yusuf kepada saudara-saudara beliau---maka ia akan terbebas sepenuhnya dari keburukan dan mendapatkan najah. Ia yang tidak memiliki api tidak akan disentuh api sebagaimana kematian tidak bisa menyentuh ia yang telah mati. Â Â
Namun, apabila ketiga kebaikan ini tidak ditempuh maka akan melahirkan tiga keburukan juga. Pengabaian terhadap adil akan melahirkan fahsya (keburukan yang laten dalam hati). Pengabagian terhadap ihsan akan melahirkan munkar (keburukan yang terkadang nampak dalam perbuatan).Â
Dan pengabaian terhadap itai'i dzil-qurba akan berakibat baghy (keburukan yang nyata dalam tindakan). Rahmaniyyah Allah tidak akan menaungi dengan sempurna jiwa-jiwa yang masih asyik dengan kekejian.Â
Maghfirah Allah tidak sempurna menutupi kelemahan mereka yang mabuk dalam kemunkaran. Pun demikian halnya dengan najah tidak akan diberikan kepada mereka yang pongah dan berjalan dengan di muka bumi dengan penuh pembangkangan.
Kembali, kita belajar banyak dari huruf-huruf pembentuk kata Ramadan. Â Â Â
Sesimpul Hikmah di Ujung TulisanÂ