"Sejak SMA, sedikit demi sedikit sudah menyisihkan uang jajan untuk menabung emas, kendati baru punya akun tabungan emas pegadaian setelah memiliki KTP dan memasuki bangku perkuliahan".
Emas adalah salah satu instrumen investasi yang dipandang safe haven atau aset yang aman secara kestabilan harga, resiko investasi dan nilai yang terkandung, sehingga sangat direkomendasikan untuk investor pemula.
Eksistensi emas sebagai alat investasi sudah berjalan sejak tahun 700 SM, terutama sebagai alat tukar menukar yang kala itu berfungsi sebagai mata uang resmi. Hingga kini emas masih populer sebagai alat investasi yang menjanjikan.
Bahkan baru-baru ini Pemerintah Republik Indonesia mendirikan Bank Emas pertama sejak negara itu merdeka, menunjukkan bahwa emas memiliki andil besar dalam kestabilan ekonomi suatu negara.
Kelebihan emas dibandingkan instrumen investasi lainnya adalah tahan terhadap fluktuasi ekonomi seperti inflasi atau resesi, sehingga emas diklaim sebagai penjaga nilai investasi yang stabil.
Menjadi Sahabat Pegadaian, Menabung Emas Sejak Bangku Kuliah
Mempertimbangkan, memperhatikan, dan mempelajari beberapa instrumen investasi yang cocok bagi pemula, sebagai perbandingan saya menggali pengetahuan mengenai investasi emas di pegadaian, saham, dan reksadana, dan akhirnya melabuhkan pilihan untuk menabung emas di pegadaian. Pegadaian menyediakan tabungan emas hingga 24 karat.
Desember, 2016, saya memutuskan untuk mendatangi Kantor Pegadaian CP Tegalboto, Jember bersama seorang kawan yang lebih dulu sudah menabung emas di pegadaian. Berhubung saya kuliah di Jember, oleh sebab itu saya memilih kantor pegadaian di wilayah Jember, meskipun KTP saya domisili Jombang.
Sebagai persyaratan, saya membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan mengisi formulir pembukaan rekening tabungan emas. Cukup membayar Rp. 10,000 sebagai biaya administrasi dan Rp. 30,000 sebagai biaya pengelolaan rekening selama 12 bulan. Usahakan membawa materai sendiri, jika lupa pegadaian sudah menyiapkan, saat ini materai yang digunakan adalah Rp. 10,000 (dulu masih Rp.6,000).
Saldo pertama saya, saat itu Rp. 200,000, harga beli emas Rp. 6500-an, meski minimal saldo awal Rp.10,000 dengan berat minimal pembelian 0,01 gram. Tidak butuh waktu lama, buku rekening tabungan emas saya sudah jadi.
Setiap bulan, saya mencoba membagi tabungan saya dari menyisihkan jatah bulanan dari orang tua ataupun dari beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) untuk menabung emas, reksadana, dan tabungan darurat di rekening bank. Saya memakai porsi 1:1:1 untuk tabungan masing-masing peruntukan.