Menurut informasi prakiraan cuaca BMKG, hingga sepekan ke depan sebagian besar wilayah Indonesia masih berpotensi hujan deras, meski sudah memasuki Bulan Maret, dimana umumnya di Bulan Maret intensitas hujan sudah mulai menurun.
Suhu di smartwatch sore hari ini terpantau 26 derajat celsius dengan presipitasi mencapai 70 persen, cukup terasa dingin dan sejuk untuk wilayah dengan ketinggian 100 meter di atas permukaan laut. Sesekali kilatan halilintar menyambar kencang.
Hujan Bulan Maret, seringkali menjadi bahan pembicaraan para petani yang resah tanaman padinya banyak yang rebah menjelang potong panen. Pastinya hal ini menurunkan harga gabah.Â
Apalagi saat ini issue harga beras yang cenderung tinggi, menjadi motivasi petani padi untuk segera memanen padinya.
Dingin-dingin gini, enaknya memang menyantap yang hangat-hangat, contohnya sukun rebus, hasil panen dari kebun sendiri.Â
Sejenak menenangkan diri dan menghibur mbah kakung setelah padinya ditawar basah Rp. 6.500 per kg, padahal dimusim yang sama tahun lalu harga lebih tinggi dari saat ini, sambil sesekali heran, harga gabah turun, tetapi harga beras masih tinggi, apa ada yang salah sama dunia perberasan?. Biarlah pemangku kebijakan yang memikirkannya.
3 potong sukun rebus, terasa kenyal penuh serat, rasanya sedikit asin karena sebelum direbus sudah direndam air garam. Cukup menghangatkan perut apalagi ditemani secangkir teh tawar hangat khas teh dataran tinggi Lumajang.
Mau nambah potongan ke-empat, namun perut sudah terasa sesak kenyang. Sukun rebus hangat dan hujan Bulan Maret memang perpaduan yang tepat sebagai teman ngobrol antara cucu dan mbah kakung yang sudah sekian lama tak bersua di rumah tua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H