Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gabah Dicuri, Warga Desa Perketat Ronda Malam

27 September 2023   05:28 Diperbarui: 27 September 2023   19:26 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Subuh tadi, 5 karung gabah punya Pak Warto di halaman depan rumahnya dimaling, padahal rencananya mau dikeringkan kalau matahari sudah terbit, ditaksir kerugiannya mencapai 3,5 juta rupiah."

Mendengar kabar gabah punya Pak Warto dicuri, sontak warga desa kaget sekaligus keheranan. Ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan pemuda desa membicarakannya hingga menjadi trending topic di Desa hari ini. Warga desa tak bergeming. Berbagai diskusi dan obrolan dilaksanakan untuk mencari solusi agar kejadian maling gabah tak terulang.

"Masak iya, gabah saja dimaling, kok kebangeten," seloroh Haji Kalsum di hadapan ibu-ibu saat belanja sayur di tukang sayur keliling.

"Dengar-dengar, harga gabah basah sekarang sudah sampai Rp. 7,000 per kg. Bagaimana gak tergoda, Bu, maling-maling buat mencuri" jawab Cak Amin, penjual sayur.

"Benar itu, Cak. Punya saya kemarin laku Rp. 7,100 potong sawah, padahal musim lalu laku cuma Rp. 5,400, tapi hasil panennya melorot tajam. Biasanya dapat 4 ton per bau, sekarang cuma 3 ton. Dihitung-hitung ya tetap sama pendapatannya," timpal Bu Samah, istri ketua kelompok tani di desanya.

"Walah, ya cocok to, Bu, wong beras saja sudah sampai Rp. 13,000 lho. Kemarin saya beli di toko Yu Um, naiknya gak karu-karuan," keluh Yu Kar.

"Kekeringan panjang, banyak sawah yang produksinya melorot, bahkan gagal panen, padahal yang makan beras masih banya. Barangnya gak ada stoknya, ya pasti harganya naik to, Bu," jelas Bu Guru Jikan.

Malam hari di rumah Pak Kamituo (RW)

Bapak-bapak dan para pemuda hadir di acara rembug warga di pendopo rumah Pak Kamituo.

"Bapak-bapak semua pasti sudah mendengar kabar maling gabah yang menimpa Pak Warto subuh tadi. Kita harus mencegahnya agar kejadian ini tidak terulang," sambutan pembuka Pak Kamituo dalam acara rembug warga.

"Benar, Pak Wo, tapi saya pengen tau ciri-ciri malingnya tadi seperti apa kok bisa pas yang dimaling punya Pak Warto yang sawahnya luas?" tanya Kaji Jono, tokoh yang dituakan di desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun