Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

3 Kelebihan dan Kekurangan Bawang Putih Lokal Dibanding Bawang Putih Impor

2 September 2022   10:47 Diperbarui: 2 September 2022   20:06 3228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyatanya, Indonesia juga punya bawang putih yang tidak kalah berkualitas dibanding bawang putih impor seperti bawang putih kating dan shin chung dari China

 Merujuk data dari dokumen Outlook Bawang Putih 2020 yang dipublikasikan Kementerian Pertanian (Kementan), Indonesia rata-rata mengimpor bawang putih sebanyak 509.621 ton per tahun setidaknya sepanjang tahun 2014-2018. Menjadikan Indonesia berada di posisi teratas sebagai negara importir bawang putih terbesar di dunia.

Bahkan pada periode bulan Maret 2022, realisasi impor bawang putih melonjak signifikan di angka 2.405,5% atau 15.935 ton dengan nilai US$ 20,6 juta  jika dibandingkan dengan Februari 2022 yang hanya 636 ton dengan nilai US$ 1,3 juta. 

90% lebih kebutuhan bawang putih Indonesia diimpor dari negara lain seperti China dan India. Impor tersebut dilakukan memang dengan sebab. Bawang putih yang hanya sesuai dibudidayakan di wilayah sub-tropis seperti Asia Timur, Asia Barat dan Amerika Utara, mengalami kesulitan jika dikembangkan di Indonesia yang notabeni wilayah tropis.

Namun, Kementerian Pertanian sejak beberapa tahun belakangan ini mulai mengembangkan potensi bawang putih lokal yang ada di Indonesia agar dapat masuk ke pasar konsumsi dalam negeri. Karena selama ini selain secara ketersediaan yang sangat amat rendah, pengenalan bawang putih lokal untuk konsumsi rumah tangga masihlah minim.

Daerah-daerah sentra bawang putih seperti Temanggung, Malang, dan Sembalun menjadi daerah pengembangan utama bawang putih lokal oleh Kementan dengan berbagai program-programnya.

Seperti apa bawang putih lokal?

Bawang Putih Lokal Lumbu Hijau (Dokpri)
Bawang Putih Lokal Lumbu Hijau (Dokpri)

Bawang putih lokal asli Indonesia dikenal dengan berbagai varietas seperti lumbu hijau, lumbu kuning, lumbu putih, Tawangmangu dan sangga sembalon yang memiliki karakteristiknya masing-masing dan hanya dapat dibudidayakan di dataran tinggi sekitar 900 meter di atas permukaan laut dengan kondisi curah hujan sedang, dan intensitas penyinaran matahari yang cukup, tidak terlalu lembab.

Bawang putih lokal dulu pernah merajai pasar bawang putih konsumsi sebelum tergeser oleh bawang putih impor. Hingga berangsur-angsur keberadaanya hilang. 

Namun, apa kelebihan dan kekurangan bawang putih lokal dibanding bawang putih impor?

Kelebihan Bawang Putih Lokal

Bawang putih lokal selama ini dikonsumsi secara terbatas untuk kebutuhan bumbu dapur petaninya saja, sebagian besar justru dijual dan digunakan kembali untuk pengadaan benih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun