Keunggulan menjadi pribadi independen adalah mengedepankan sikap netral di setiap kompetisi yang melibatkan dua poros berbeda atau lebih sehingga bebas bergerak ke mana pun dan pada siapa pun.Â
Jadi tidak heran orang-orang independen sering kali diminta menjadi juru damai atau mediator. Mereka selalu berusaha membatasi diri pada hal-hal yang dianggapnya tidak perlu dilakukan sehingga lebih bijak dalam bertindak.
Individualis
Dikutip dari Akuntasi Keperilakuan (Teori dan Implikasi) oleh Ratna Candra Sari, individualisme adalah tingkatan di mana seseorang lebih suka bertindak sebagai individu daripada sebagai anggota suatu kelompok dan menjunjung tinggi hak-hak individual. Orang-orang yang menumbuhkan sifat individualisme disebut individualis.
Orang-orang individualis berani menentang segala bentuk intervensi yang membatasi hak-hak individual baik oleh sesama anggota kelompoknya, masyarakat atau bahkan negara dan akan tetap melanjutkan pencapaian dan kehendak pribadi.Â
Individualisme tumbuh melawan kolektivisme yang berkembang di masyarakat seperti gotong royong atau kerja bakti. Memiliki ciri-ciri yaitu cenderung memiliki sikap negatif, memaksakan kehendak, keras kepala, selalu menunjukkan superioritasnya saat mengendalikan atau memiliki kekuasaan.
Mereka beranggapan bahwa kepentingannya harus diprioritaskan dibandingkan kepentingan orang lain. Meninggikan egoisme dan merendahkan solidaritas. Dampaknya adalah mudah bersinggungan dengan orang atau pihak lain dan ini sangat berpotensi menimbulkan konflik.
Selain itu sikap individualis yang apatis, masa bodoh, dan tidak peduli pada lingkungannya terjadi karena mereka memosisikan dirinya sebagai individu yang seharusnya dimerdekakan sendiri bukan dengan bantuan orang lain atau tidak dengan membantu orang lain. Jika hal ini sudah terjadi. maka seseorang itu akan menarik diri dari lingkungan.
Faktor yang menyebabkan menjadi individualis di antaranya faktor psikologi seperti traumatik dikecewakan orang lain atau hilangnya rasa percaya terhadap orang lain, sedangkan faktor sosiologis seperti kondisi lingkungan yang tertutup atau dampak perkembangan teknologi informasi yang masif (globalisasi).
Cara untuk mengurangi sikap individualis adalah membuka diri untuk lebih adaptif pada lingkungan, membuka komunikasi dengan tetangga, teman atau keluarga, dan belajar memahami perasaan orang lain lewat kegiatan-kegiatan kesukarelawanan agar paham bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan apalagi jika terjadi musibah.
Sebenarnya perbedaan antara independen dan individualis cukuplah tipis yaitu pada kedewasaan dan bijak dalam memosisikan diri sebagai manusia yang mandiri, merdeka dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain. Walaupun kedua-duanya sama-sama memegang konsep kebebasan individual.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI