Jelang memasuki panen raya tembakau tahun 2022, warga dan pemerintah Kabupaten Temanggung menggelar tradisi wiwitan di 3 lereng Gunung, meliputi  Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Prau.
"Tradisi wiwit tembakau ini dilakukan sebagai rasa syukur dan doa agar petani dalam mengolah tembakau mendapatkan rezeki banyak," kata Bupati Temanggung M. Al Khadziq di Desa Mranggen Tengah, Kecamatan Bansari pada Jumat, (29/7).Â
Tradisi wiwit ini merupakan tradisi yang sudah mengakar dan sejak dulu dilakukan oleh masyarakat Temanggung yang mayoritas berprofesi sebagai petani tembakau.
Bupati berharap petani tembakau selalu menjaga kualitas tembakau Temanggung, dengan berbagai cara dan tidak dicampur dengan tembakau dari luar daerah agar tembakau asli Temanggung tetap terjaga kualitasnya.
"Kalau kualitasnya tetap terjaga harapannya pabrik rokok juga dapat memberikan harga sesuai dengan kualitasnya," katanya
Tembakau Temanggung yang Melegenda
Temanggung sudah melegenda dikenal sebagai pusatnya tembakau dengan kualitas terbaik di Indonesia. 18.519 hektare luas lahan tembakau  tersebar di 19 kecamatan di Temanggung, dari lereng Gunung Prau, Gunung Sindoro, hingga Gunung Sumbing tumbuh subur dengan taksasi produksi di tahun 2021 mencapai 14.815 Ton.
Varietas tembakau yang ditanam  seperti Kemloko, Boyolali, BAT, dan Manila. Kualitas Tembakau Temanggung dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu varietas tembakau yang ditanam, jenis tanah, ketinggian lokasi tanam, curah hujan, suhu, intensitas penyinaran matahari, pemeliharaan tanaman hingga pengolahan pascapanen.
Musim panen tembakau Temanggung tahun ini masih dibayangi ketidakpastian harga di tengah pandemi yang kembali mulai meningkat.Â
Harga pupuk dan obat-obatan pertanian yang kian melambung, mengharuskan petani memutar otak untuk mengefisienkan operasional termasuk penggunaan tenaga kerja.