Malam ini aku menulis tanpa makna. Sekedar berbasi ria sebelum kedua mata ini terpejam. Entah esok pagi akan kembali terbuka atau justru tertutup selamanya itu tak masalah. Tuhan, Dia lebih tahu daripada aku yang sok tahu. Malam ini aku menulis tanpa makna. Sekedar berbincang lewat hati, bercermin diri. Seperti apa yang telah dituturkan seorang filusuf, Sokrates namanya. "Hidup yang tidak diperiksa ulang tidak pantas hidup". Tapi aku tidak seperti dia si Sokrates. Pakaianku tidak lusuh, justru bertumpuk sia-sia. Apalagi fisikku sama sekali tidak setegar dia. Ada satu yang sama, Aku pun merasa sebagai seorang pemberani, : pemberani dalam peperangan. Ku akui kata-kata terakhir begitu muluk, tapi ku sebut itu cita-cita. Seorang yang bijak patutnya menyadari langkah-langkah yang dilewatinya. Lagi-lagi pandangan Sokrates sebagai pegangan. Maka detik ini aku pun mendeklarasikan diri sebagai si lalat pengganggu. Lalat penggangu yang terbang tanpa arah untuk mengusik para pemalas. Tak perlu jauh, yang akan ku ganggu kali ini aku sendiri. Lucu kan ? Beribu kali berpikir tak akan pernah sekalipun indrawi meyaksikan mahluk menyengat dirinya sendiri. Nyentrik, tak apa yang penting pantas hidup. Jika malasku sudah terusik, ku kan terus terbang malayang mengusik yang lain. Sekedar berbisik, "yang membuat manusia berdosa adalah karena pengetahuannya yang kurang". Lihat saja kini : kejahatan, kebiadaban, kebobrokan (moral) muara sebabnya satu, ketidaktahuan. Keluguan yang tak perlu bisa berujung ironis. Maka si lalat ini pun akan melanjutkan terbang liar sampai patahnya sayap. Ku kan terbang berkelilingi mendatangi orang-orang mengajak berdiskusi dan bertanya tentang hidup. Aku yang bodoh akan menjadi sosok yang sok lebih bodoh. Bertanya, bertanya dan bertanya. Ku tak ingin berdosa karena satu masalah yang tak penting : Kurang pengetahuan. Nyawa masih ada, nafas masih berhembus, kaki pun masih mampu berjalan. Satu detik pun jangan sampai terlewat. Sebelum sempit ku coba kembali periksa ulang; untungnya ku masih pantas hidup. Purwokerto, 16 Juni 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H