Mohon tunggu...
Dodi Fadli
Dodi Fadli Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Goresan goresan di tepi zaman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kidung Para Marginal

12 Januari 2011   03:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:41 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kembali di pangkuan malam, bersama renungan para kaum urban. Ku dengar disetiap sudut rintihan para marginal yang tertidas, mengalun sendu diantara gelak tawa kekuasaan yang rakus. Mereka terkapar tak berdaya, berperang melawan kebohongan dan kepalsuan bersama lapar. Merekalah kaum marginal selalu menahan air mata agar terlihat tegar, namun terlalu sulit mendustakan perasaan. Masih dipangkuan malam, hiruk pikuk para marginal silih berganti berjalan bersama detik detik waktu menuju suatu harapan yang mustahil tuk didapatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun