Idul Fitri kemarin saya dan keluarga mengikuti ritual negara Indonesia yaitu mudik, tradisi yang selalu mengangen’in. Biarpun jarak yang ditempuh sangatlah jauh dengan menggunakan kendaraan roda empat, tapi sangat berkesan dan akan terus ingin diulang.Kota tujuan ialah kota kecil antara Semarang dan Kudus, yaitu Demak. Biarpun kecil, kota ini menyimpan sejuta kenangan, baik tradisinya, keramahanya serta sejarahnya. Sudah lama saya tidak bersilaturahmi dengan kakek KH Muhammad Nurul Huda, pimpinan pondok pesantren At-Taslim kracaan bintoro Demak, tausiah-tausiah beliau selalu membekas dihati ini, ada keinginan anak saya apabila nanti sudah menginjak dewasa akan dipondokkan dipesantren ini. Disengaja datang agak malam karena filing saya tamu sdh pulang dan juga agar bisa bersilaturahmi agak lama, karena biasanya setelah sholat Id sampai menjelang sore si kakek banyak menerima tamu. Dan ternyata dugaan saya benar, tamu sudah agak sepi hanya ada beberapa kucing yang sangat jinak yang ada di ruangan tersebut yang menemani kami. Malam itu sang kakek banyak memberikan wejangan-wejangan, salah satunya ialah jangan lepas setiap hari membaca alqur’an, semoga hal ini akan selalu dilakukan hingga tutup usia nanti.
Sambil disuguhi mie jowo khas demak, pembicaraan pun terus berlanjut.“kek, pilpres kemarin disini siapa yang menang?” tanya ku.”jokowi mas”jawab si kakek. “kok nanya pilpres?tumben”sindirnya.”hehehe, iya nih kek, saya survey kecil-kecilan, sepanjang jalan dari Palembang sampe kesini, dimana saya berhenti, baik di spbu, warung nasi, miniarket, saya nanya ke orang-orang yg saya temui, siapa yang menang di tpsnya,jawabannya sama..jokowi” jawabku.”yah jokowi memang sosok yang fenomenal”timpal si kakek.
”. Disini dikirim”in juga obor rakyat kek?” tanyaku.”dapet juga mas, lumayan banyak, tapi tak simpan, dak boleh ada yang baca” jawab sang kakek. Aku pun paham jawaban tersebut dan tidak melanjutkanya. “saya heran, dak ada cara lain apa buat menarik simpati rakyat, kampaye yang positip bisa kan” lanjut si kakek,”yah namanya usaha kek, kali aja rakyat terpengaruh”jawabku.”saya yakin Prabowo orangnya baik, ini pasti kerjaan tim sukses nya aja” jawabnya.”saya tidak mendukung siapa-siapa, karena dua calon ini orang baik, dak perlu santri saya suruh milih satu ato dua, mereka pasti punya pilihan masing-masing” lanjut si kakek.Betapa demokratis nya Kiai Nurul Huda ini yang merupakan cucu pendiri NU KH Ma’shum Lasem ini batin ku.”boleh minta satu kek obor rakyatnya buat kenang-kenangan, palembang gak kebagian”candaku.”sekarang boleh, karena pemilu sudah selesai” jawabnya. Dan obor rakyat pun sampai di Palembang.
Obor Rakyat (Sumber: Foto dokumen pribadi)
Setelah dibaca, memang sangat-sangat menghasut tulisannya, pantas saja si jokowi dan tim energinya terkuras untuk mengklarifikasi fitnah yang disebarkan ini.Kamipun melanjutkan pembicaraan yang sedikit menyerempet pilpres kemarin.”ada sedikit cerita mas, kenapa jokowi menang,ini analisa saya, benar tidaknya hanya Allah yang maha tau”sang Kyai melanjutkan pembicaraan.”pasti seru nih kek” jawabku. “tau gak mas, alam dan segala isinya setiap hari bertasbis memuji Allah termasuk hewan. Hewan pun setiap hari juga melakukan yang sama, bertasbih kepada sang pencipta, cuma kita tidak tau saja bagaimana cara mereka bertasbih, dan berdoa, dan doa-doa mereka pasti dikabulkan oleh Allah”lanjutnya” jokowi itu menang salah satunya karena doa hewan peliharaannya” kata si kakek.”jokowi dan keluarganya sedari dulu senang memelihara kucing, kucing yang dipeliharanya bukan kucing-kucing import yang banyak dijual dipasaran, tapi kucing kampung yang datang sendiri kerumah mereka, ada juga kucing yang terluka, yang ditemukan dijalan karena kelaparan serta alasan yang lain, kucing-kucing itu dipelihara dan dirawat dengan baik oleh mereka. Karena ketulusan mereka memelihara kucing-kucing tersebut dengan baik dibalaslah oleh si kucing dengan doa, doa nya sikucing, dikabulkan oleh Allah” cerita si kakek.”subhanallah”ucapku.”jangan-jangan kodok-kodok yang di bawa jokowi ke rumah dinasnya juga berdoa juga?”pikirku.”jadi apapun yang mas pelihara, baik itu tanaman, ataupun hewan peliharalah dan rawatlah mereka dengan baik, karena pasti mereka selalu berdoa agak si tuan yang memelihara mereka selalu mendapat limpahan rezki dari Allah”lanjut si kakek.
(Sumber: google image)
Saya jadi teringat kisah Nabi Muhammad dimana ia hendak mengambil jubahnya, ditemuinya kucing peliharaannya sedang terlelap tidur dengan santai di atas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri si kucing dari jubahnya. Dan dari pandangan mata sendiri, sang kyai dan keluarga juga pecinta kucing, sayang saya lupa mengabadikan dg kamera hape saya begitu jinaknya kucing-kucing kampung itu bekeliaran di rumah tersebut.
Kebenaran hanya milik Allah dan cerita kyai karismatik tersebut menjadi suatu pelajaran yang sangat berharga bagi saya yaitu “sayangilah alam sekitarmu, karena mereka juga akan menyanyangimu”.Malampun kian larut tapi masih saja ada tamu yang bersilatuhrahmi, inilah sepenggal cerita dari sebuah pesantren yang saya kagumi ini, sebuah prilaku yang ingin rasanya saya tiru, cuma sayang istri dan anak-anak ku kurang suka memilihara hewan. Saya pun memeliharan tanaman didepan maupun dibelakang rumah karena tertular oleh istri.
Terimakasih kek,nek insyallah kita bertemu lagi
Palembang, 23 Agustus 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H