Mohon tunggu...
Dodi Chandra
Dodi Chandra Mohon Tunggu...

Mahasiswa Arkeologi FIB UI. Hobi jalan-jalan, sepakbola, fotografi. Manajer Komunitas Kompas Khatulistiwa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tari Alu Katentong

28 September 2013   14:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:16 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13803530361570018088

Tari Alu Katentong

Tari Alu Katentong merupakan tari tradisional yang berasal di wilayah Tanah Datar. Wilayah Tanah datar dahulunya merupakan luhak nan tuo, yang menurut Tambo adalah tempat pemukiman awal nenek moyang orang Minangkabau. Sebagai pemukiman awal, Tanah Datar memiliki tari tradisional yang di ilhami dari falsafah hidup orang Minang "alam takambang jadi guru" yang artinya semua yang ada di alam ini dapat dijadikan guru, baik itu untu kehidupan sehari-sehari juga dalam hal kesenian. Salah satu diantara banyak kesenian tradisonal di Tanah Datar adalah Tari Alu Katentong.

[caption id="attachment_281832" align="aligncenter" width="300" caption="Tari Alu Katentong (www.burufly.com)"][/caption] Tari Alu Katentong adalah tari yang  dilaksanakan pada waktu panen padi.  Tari ini merupakan wujud syukur kepada Tuhan Y.M.E yang telah memberikan limpahan rezeki berupa hasil panen.  Atraksi Alu Katentong ini dimainkan oleh kaum wanita sebagai ekspresi kegembiraan kala menumbuk padi menggunakan alu di sebuah lesung dengan cara bergantian memukulkan alu tersebut ke lesung sehingga menghasilkan irama-irama tertentu yang bernuansa ceria. Dimainkan dengan sistem interloking dari 8 buah alu yang dimainkan oleh 8 orang perempuan, dengan masing-masingnya mempunyai motif pukulan tersendiri. Diantara irama yang dihasilkan tersebut dikenal dengan istilah "alang babega" (elang melayang), "alang ka turun" (elang menukik) dan sebagainya (http://www.tanahdatar.go.id).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun