Mohon tunggu...
Dodi Bayu Wijoseno
Dodi Bayu Wijoseno Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, membuat hidup lebih indah

Penyuka Sejarah, hiking dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Keberhasilan Pendakian K2 Saat Periode Winternya, Lengkap Sudah Pendakian Winter Seluruh "The Fourteen of Eight Thousanders"

24 Januari 2021   14:53 Diperbarui: 24 Januari 2021   15:15 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung K2 (8,611 mdpl) akhirnya berhasil dipuncaki di tahun 2021 saat periode winternya . Sumber gambar: Kuno Lechner/wikimedia.org

Temperatur yang rendah dan longsoran salju (avalanche) masif menjadi faktor-faktor penyulit di Nanga Parbat yang juga dijuluki sebagai "gunung pembunuh". 

 Sebagai informasi, setelah keberhasilan di Nanga Parbat,  pendaki profesional Alex Txikon dan timnya  gagal dalam percobaan pendakian winter  Gunung K2 di tahun 2019 .

Setelah Gunung Nanga Parbat berhasil dipuncaki dalam periode winternya di tahun 2016 , maka hanya tinggal menyisakan satu buah gunung lagi yang menjadi bagian dari kelompok  14 gunung dengan ketinggiaan di atas 8,000 mdpl  atau yang dikenal dengan predikat The fourteen of eight thousanders yaitu: Gunung K2.   

Sebagai informasi tambahan berikut nama-nama ke-14 Gunung yang masuk dalam kelompok  The fourteen of eight thousanders, beserta catatan tahun pertama kalinya para pendaki mencapai puncaknya di periode winternya (first winter ascent)

  • Gunung Everest (8,848 mdpl, first winter ascent: 1980)
  • Gunung K2 (8,611 mdpl, first winter ascent: 2021)
  • Gunung Kangchenjunga (8,586 mdpl, first winter ascent: 1986)
  • Gunung Lhotse  (8,516  mdpl,  first winter ascent: 1988)
  • Gunung Makalu  (8,485 mdpl, first winter ascent: 2009)
  • Gunung Cho Oyu  (8,188 mdpl,  first winter ascent: 1985)
  • Gunung Dhaulagiri I  (8,167 mdpl, first winter ascent: 1985)
  • Gunung Manaslu  (8,163  mdpl, first winter ascent: 1984)
  • Gunung Nanga Parbat  (8,125 mdpl,  first winter ascent: 2016)
  • Gunung Annapurna I  (8,091  mdpl, first winter ascent: 1987)
  • Gunung Gasherbrum I  (8,080 mdpl, first winter ascent: 2012)
  • Gunung Broad Peak  (8,051 mdpl,  first winter ascent: 2013)
  • Gunung Gasherbrum II   (8,034 mdpl,  first winter ascent: 2011)
  • Gunung Shishapangma    (8,027  mdpl,  first winter ascent: 2005)

Setelah Nanga Parbat maka fokus sejumlah pendaki profesional elite dunia mulai diarahkan untuk menaklukkan puncak K2 saat winter. Setidaknya hingga tahun 2020 telah dilakukan berbagai upaya untuk menggapai puncaknya meski selalu berakhir dengan kegagalan. 

Selain Alex Txixon dan timnya  yang mencoba pendakian winter K2 di tahun 2018 dan berakhir dengan kegagalan terdapat upaya lain yang  dilakukan oleh 13 anggota tim pendaki elite asal Polandia pada tahun 2018 yang persiapannya dikisahkan dalam artikel karya Sarah Gibbens berjudul berjudul "Climbers Set Off to Be First to Summit World's Most Notorious Mountain in Winter" . 

Mereka berlatih dalam ruangan khusus bernama "hypobaric chambers" yang mensimulasikan suasana pegunungan yang akan didaki seperti tekanan udara, tingkat oksigen dan suhu yang rendah agar tubuh pendaki dapat segera beradaptasi ketika melakukan pendakian sesungguhnya namun mereka tetap gagal ketika mencoba menaklukkan K2 di saat winternya.

K2 adalah gunung yang memiliki legenda dan kisahnya tersendiri, lebih sulit didaki dari Everest dan lebih mematikan. Berdasarkan sejumlah informasi setidaknya hingga tahun 2018 telah telah ada  lebih dari 4,000 pendaki yang mencapai puncak Everest dengan angka kematian 123 orang sedangkan untuk Gunung K2 hanya terdapat sekitar 355 pendaki yang berhasil mencapai puncaknya dengan 82 orang meninggal dalam proses pendakian. Sejumlah kecelakaan pendakian fatal juga tercatat pernag terjadi di gunung K2.

Angin beku hingga dibawah -55 derajat celcius dengan kekuaran setara badai, longsoran salju (avalanche), longsoran batu-batu besar serta kombinasi terburuk dari ketiga hal tersebut akan menghadang dan menguji fisik dan mental siapapun yang akan memuncaki K2. Setelah tiba di atas ketinggian 8,000 mdpl yang dikenal dengan zona kematian para pendaki harus memiliki strategi yang efektif untuk menumpang hidup di zona kematian tersebut karena kesalahan kecil saja bisa berakibat sangat fatal. 

Dalam artikel di laman nytimes berjudul "How Climbers Reached the Summit of K2 in Winter for the First Time" salah satu penyakit fatal di ketinggian adalah edema paru. Saat itulah pembuluh darah paru mengerut, meningkatkan tekanan di paru-paru, menyebabkan cairan bocor ke kantung udara. 

Satu-satunya cara mengatasi ini adalah segera turun ke ketinggian yang lebih rendah untuk mendapatkan lebih banyak oksigen, jika diabaikan pernapasan akan menjadi lebih sulit dan darah serta cairan akan bocor ke otak yang akan memicu kasus fatal yang dikenal sebagai  cerebral edema (pembengkakan otak)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun