Tiba saatnya Bisma diangkat menjadi Senopati Agung (Panglima Perang) Hastina, tetapi yang perlu digarisbawahi Bisma berperang bukan untuk pihak Kurawa, ia berperang untuk membela negara yang sangat dicintainya Hastinapura.Â
Ketika ia berhadapan dengan prajurit wanita Dewi Srikandi di medan laga, Bisma teringat akan Dewi Amba dan ia sudah menyadari inilah akhir dari semua kehidupannya di dunia yang fana ini.Â
Bisma melepaskan seluruh kesaktiannya dan meminta Srikandi untuk segera melesatkan panah pusakanya. Panah meluncur deras mengenai dada Bisma dan Bisma terjatuh.
Dalam sakratul mautnya Bisma meminta semua cucu Kurawa dan Pandawa berkumpul karena ia ingin melihat semua wajah mereka. Pandawa dan Duryudana serta Kurawa yang tersisa berkumpul di hadapan tokoh yang sangat mereka hormati.Â
Bisma  memberikan wejangan tentang arti kehidupan dan apa yang harus dilakukan di kehidupan fana yang sebentar ini. Hanya Pandawa yang dapat menangkap maksud dan apa yang diminta Bisma di saat-saat terakhir hidupnya.
Saatnya sudah tiba ketika Bisma melihat sosok Dewi Amba yang akan menjemputnya. Sekat yang pernah menghalangi cinta mereka di dunia telah dipatahkan saat ini, sukma Amba menjemput Bisma ke alam keabadian. Bisma gugur dalam membela negaranya  dengan kesetiaan terhadap sumpahnya yang dia pegang teguh hingga akhir hayatnya.Â
Sosok Bisma memberikan inspirasi kepada kita semua bahwa kebaikan perlu diusahakan terus menerus, mungkin dalam prosesnya akan banyak halangan sehingga diperlukan  laku prihatin  dan terus mendekatkan diri kepada Sang Pencipta Kehidupan,tetapi percayalah bahwa kebaikan akan selalu menjadi pemenangnya.
Baratayuda berakhir dengan kemenangan Pandawa tetapi kemenangan dengan rasa sedih karena banyak orang yang dicintai telah tiada. Prabu Yudhistira menaiki singgasana Hastinapura dengan gelar Prabu Kalimataya yang memiliki arti Raja dari jaman yang sedang berubah.Â
Prabu Kalimataya membangun dan memperbaiki kembali Hastinapura hingga tiba saatnya ia lengser keprabon dan memberikan takhtanya kepada  cucu Arjuna,  putra Abimanyu, Parikesit.
 Â